MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Pada Kamis (2/5), di Pendopo Bupati, dilaksanakan Rembuk Stunting yang dibuka oleh Bupati Wonosobo dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Jajaran OPD, Camat, Kepala Puskesmas, Kepala Bidan, BUMN, BUMD, Prokompim, dan tamu undangan. Dengan tema “Menyiapkan Generasi Emas untuk Wonosobo Zero Neo Stunting”, rembuk ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan stunting dari tahun 2023 dan merancang rencana kedepannya hingga tahun 2025. Selain itu, juga menggalang komitmen dan kerjasama dengan pihak lain yang terlibat.
Para peserta Rembuk Stunting menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, mulai dari calon ibu yang akan menikah dan hamil. Dalam konteks Wonosobo, masyarakat diingatkan bahwa stunting bukanlah hal yang sepele dan perlu mendapatkan perhatian serius. Tokoh agama pun terlibat dalam upaya mengubah mindset masyarakat terhadap stunting.
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Kesehatan menekankan urgensi menyiapkan generasi emas untuk masa depan, dengan fokus pada pencegahan stunting. Sebelumnya Pemkab Wonosobo telah berhasil menurunkan angka stunting dari 28,1% menjadi 22,7%, dan bahkan turun lagi menjadi 15,2%. Sementara target nasional stunting yaitu 14%, sedangkan Wonosobo sekarang naik menjadi 29% untung data stunting.
Tingkat stunting yang tinggi pada beberapa kecamatan di Kabupaten Wonosobo yaitu Kecamatan Selomerto Desa Sidorejo, Kecamatan Kertek Desa Pagerejo, Kecamatan Kalikajar Desa Butuhkidul, Kecamatan Sapuran Desa Surojoyo, Kecamatan Kepil Desa Ropoh, Kecamatan Kaliwiro Desa Ngadisono, Kecamatan Wadaslintang Desa Plunjaran, Kecamatan Sukoharjo Desa Tlogo, Kecamatan Leksono Desa Jonggolsari, Kecamatan Garung Desa Tegalsari, Kecamatan Kejajar Desa Jujugan, dan Kecamatan Mojotengah Desa Nderoduwur.
Harapan dari kegiatan ini adalah menurunkan angka stunting di Wonosobo dan mendapatkan dukungan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menanggulangi masalah stunting secara efektif.