MERCUSUAR.CO, Boyolali – Antusias kalangan milenial mendaftar sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) pada Pileg 2024 mendatang cukup banyak. Salah satunya adalah Muhammad Shoma Ma’rifatullah, warga Pulisen, Boyolali yang mendaftar lewat PDI Perjuangan.
Saat ditemui usai pendaftaran Kamis (11/5/2023), Shoma yang masih berusia 21 tahun mengatakan pada Pileg 2024 ini dirinya terpanggil untuk menjadi bakal calon anggota legislatif melalui PDI Perjuangan. Dirinya mencoba keberuntungan maju dalam Pileg 2024 karena di Boyolali menurut data daftar pemilih sementara (DPS) tahun 2021, usia muda mulai dari 15 tahun sampai 30 tahun berjumlah 300.000 orang.
“Itu di tahun 2021, kita belum mengetahui di tahun 2024. Tetapi yang jelas daftar pemilih tetap (DPT) yang dirilis oleh KPU telah menunjukkan 60 persen DPT itu dari generasi muda atau milenial,” ujarnya.
Shoma menyadari posisinya sebagai pendatang baru di pemilihan legislatif. Namun ia tak gentar untuk terus maju memperebutkan kursi DPRD Kabupaten Boyolali. Shoma berharap, dengan adanya pencalegan ini bisa menjadi representasi atau perwakilan dari generasi milenial untuk mewakilkan suara mereka di DPRD. Ia pun optimis bisa lolos caleg dan siap menjaring suara dari kalangan milenial.
“Kiat-kiat untuk menjaring suara milenial adalah dengan program. Kita mengetahui pendekatan yang dilakukan paling efektif hari ini untuk menggaet suara generasi muda adalah dengan program, karena milenial tentunya memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, dengan pendekatan program yang baik tentunya para milenial akan mampu memilih. Disisi lain ia sudah mempersiapkan beberapa prioritas aspirasi.
“Jadi kalau anggota dewan bukan program kerja tetapi prioritas aspirasi mana yang akan kita advokasi kedepannya. Salah satu prioritas kami adalah dengan adanya fokus terhadap sektor ekonomi kreatif. Tidak bisa kita nafikkan lagi ekonomi kreatif baik UMKM turut menyumbang perekonomian kita secara besar. Namun sesuatu yang menjadi perhatian kita adalah masih sedikit generasi muda di Boyolali ini yang bergiat di dalam dunia ekonomi kreatif memiliki usaha,” ujarnya.
Shoma mengatakan, tahun 2024 adalah salah satu momentum yang tepat bagi generasi muda utamanya pemilih pemula. Dengan bonus demografi yang diprediksi akan terjadi maka harus disadari bahwa generasi muda adalah kekuatan, meskipun banyak dari generasi muda yang terkesan apatis.
“Tetapi kami mengingatkan dengan cara tidak memilih bukan sesuatu yang trend. Dengan memilih bukan sesuatu yang baik. Karena itu dari pada diam dari pada kita hanya urun angan lebih baik kita yang turun tangan. Caranya mudah, datang ke TPS coblos kawal programnya terus diaspirasikan oleh para wakil yang di parlemen kelak,” ujarnya.
“Yang harus saya lakukan adalah menggandeng rekan-rekan struktural mulai dari DPC, PAC, ranting, hingga anak ranting. Selain itu kita membangun jaringan yang luas, menjangkau bukan hanya dari struktural namun juga dari rekan komunitas. Alhamdulillah kita di Boyolali ada beberapa komunitas yang bisa kita rangkul,” imbuhnya.