MERCUSUAR.CO, Jakarta – Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Rakornas Parekraf) 2023, yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), membahas aspek-aspek pengelolaan dan tata kelola berkelanjutan dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sesi ini menampilkan berbagai narasumber, termasuk Hugh Lim, Executive Director of Centre for LiveableCities Singapore; Eric Roeder, ILO Expert on Green Job; Ignasius Galih Sedayu, Wakil Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network (ICCN); Mochtar Sarman, SMMes & Intellectual Property; dan Ivan Chen, CEO & Founder Antarupa Studios.
Hugh Lim, Executive Director of Centre for LiveableCities Singapore, menjelaskan bahwa dalam tata kelola sektor parekraf, perencanaan penggunaan lahan yang bijak diperlukan untuk mendukung perencanaan pariwisata yang terintegrasi dan efisien dalam tata ruang kota.
“Dan juga perlu menyusun atraksi wisata yang multifungsi sehingga dapat menghemat biaya dan optimasi penggunaan lahan,” kata Lim.
Menurut Lim, dalam pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan juga diperlukan perpaduan unsur alam ke dalam atraksi wisata untuk keberlanjutan lingkungan, wisatawan, dan penduduk lokal.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum, Indonesia Creative Cities Network (ICCN) Ignasius Galih Sedayu, menjelaskan bahwa pembangunan Kabupaten/Kota yang berkelanjutan tentunya dibangun berdasarkan kebijakan yang tepat dan program berbasis data.
“Dan yang tentunya ini harus didukung dengan kemitraan berbasis kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan,” kata Ignasius.
ILO Expert on Green Job, Eric Roeder, mendorong tren pekerjaan hijau (Green Jobs) untuk memastikan pekerjaan memberikan upah yang adil, kondisi kerja yang aman, dan perlindungan sosial bagi para pekerja, hingga mengimplementasi inisiasi Climate Action for Jobs.
“Kita juga perlu menetapkan dan mempromosikan standar ketenagakerjaan internasional yang berlaku untuk semua sektor ekonomi termasuk ekonomi hijau dan ekonomi biru. Dan juga diperlukan integrasi pelestarian keanekaragaman hayati dan penggunaan yang berkelanjutan ke dalam praktik dan kebijakan ketenagakerjaan,” kata Eric.