Purwokerto Inflasi 1,51 Persen Sepanjang 2024, Terendah dalam 10 Tahun

Banyumas, Mercusuar- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas mencatat, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 1,51 persen sepanjang tahun 2024 atau secara year on year (y-on-y), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,16 persen. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar 2,61 persen pada Desember 2023.

Kepala BPS Kabupaten Banyumas Moh. Fatichuddin menyampaikan, Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sebagian besar kelompok pengeluaran. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y tertinggi yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,52 persen. Disusul dengan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, yang memberi sumbangan inflasi sebesar 0,32 persen.

Bacaan Lainnya

Sementara, komoditas dengan sumbangan inflasi terbesar di Purwokerto sepanjang 2024 adalah minyak goreng sebesar 0,21 persen, emas perhiasan 0,20 persen, tarif air minum PAM 0,19 persen. Selanjutnya, sigaret kretek mesin (SKM) sebesar 0,13 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,11 persen.

“Inflasi tahun 2024 merupakan inflasi terendah yang dialami Purwokerto selama kurun waktu 10 tahun terakhir. Angka tersebut mendekati batas bawah dari target inflasi nasional tahun 2024, yaitu sebesar 2,5 persen plus minus satu atau minimal 1,5 persen dan maksimal 3,5 persen,” ucap Fatichuddin dalam rilis berita resmi statistik tertanggal 2 Januari 2025.

Sementara itu, secara bulanan atau month-to-month (m-to-m), pada Desember 2024, Purwokerto mengalami inflasi 0,59 persen. Tingkat inflasi ini lebih tinggi dari inflasi month-to-month bulan sebelumnya (November) yang tercatat sebesar 0,23 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi terbesar m-to-m pada Desember 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau, antara lain terdiri dari telur ayam ras, cabai merah, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih. Kemudian disusul dengan kelompok transportasi, yang meliputi tarif kereta api dan angkutan antarkota.

“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, memberikan andil inflasi m-to-m sebesar 0,48 persen, sedangkan kelompok transportasi sebesar 0,07 persen,” kata Fatichuddin dilansir RRI.

Pos terkait