Menggali Potensi Purbalingga sebagai Sentra Sanggul Nusantara

Perempuan Menggunakan Sanggul
Perempuan Menggunakan Sanggul

MERCUSUAR.CO, PurbalinggaKabupaten Purbalingga, yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai pusat produksi sanggul berkualitas tinggi. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Purbalingga, Mukodam, mengungkapkan potensi besar kabupaten ini dalam industri sanggul saat beraudiensi dengan Perkumpulan Pencinta Sanggul Nusantara pada hari Rabu, 5 Juni, di Ruang Rapat Bupati.

Sejarah dan Pengembangan Industri Sanggul
Industri sanggul di Purbalingga memiliki sejarah panjang yang dimulai sebelum tahun 1976. Desa Wisata Karangbanjar di Kecamatan Bojongsari merupakan pusat utama produksi sanggul di Purbalingga. Pengrajin di desa ini memproduksi berbagai jenis sanggul, konde, dan gelung cepol dengan variasi yang beragam. Keunikan dari produk sanggul Purbalingga adalah penggunaan bahan baku dari rambut asli, yang menambah nilai estetika dan keaslian produk.

Bacaan Lainnya

Pada tahun 1976, industri sanggul Purbalingga mendapatkan dorongan besar ketika seorang pengusaha asal Korea Selatan mengajak kerja sama dengan para pengrajin lokal. Kerja sama ini menjadi cikal bakal berdirinya PT. Royal Korindah, perusahaan yang kini dikenal sebagai salah satu produsen rambut palsu dan aksesoris rambut terkemuka di Indonesia.

Peran Strategis Desa Karangbanjar
Desa Karangbanjar, sebagai desa wisata, tidak hanya menjadi pusat produksi sanggul tetapi juga menjadi destinasi wisata budaya. Para wisatawan yang berkunjung ke desa ini dapat melihat langsung proses pembuatan sanggul, dari pemilihan rambut hingga tahap akhir produksi. Hal ini menjadikan Desa Karangbanjar sebagai tempat yang menarik bagi mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang budaya dan kerajinan tradisional Indonesia.

Festival Sanggul Nusantara
Ninoek W Sunaryo, Ketua Umum Perkumpulan Sanggul Nusantara, menyatakan bahwa sejak tahun 2023, pihaknya telah mengadakan Festival Sanggul Nusantara Roadshow di enam kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Solo, Semarang, dan Surabaya. Festival ini bertujuan untuk mempromosikan keindahan dan keunikan sanggul sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia.

Pada tahun 2024, Perkumpulan Sanggul Nusantara merencanakan untuk kembali mengadakan festival tersebut, dengan harapan acara kick off dapat dilaksanakan di Kabupaten Purbalingga pada bulan Agustus. “Harapan kami, kita akan melakukan kick off di Purbalingga sekaligus mengenalkan desa wisata sanggul dan kerja sama pendistribusian sanggul,” ungkap Ninoek.

Purbalingga memiliki peluang besar untuk lebih mengembangkan industri sanggulnya melalui peningkatan kualitas produk, diversifikasi desain, dan perluasan pasar. Dukungan dari pemerintah daerah dan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pengusaha dan komunitas pencinta sanggul, menjadi kunci penting dalam mengoptimalkan potensi ini.

Namun, tantangan juga ada, termasuk kebutuhan akan peningkatan teknologi produksi dan manajemen bisnis yang lebih baik untuk para pengrajin. Pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda tentang kerajinan sanggul juga menjadi penting agar tradisi ini tetap lestari dan dapat terus berkembang.

Pos terkait