WONOSOBO, Mercusuar.co – Tak sedikit organisasi kepemudan di Wonosobo yang menanggapi adanya gejolak masyarakat terkait pemindahan batu nisan kuno di Makam Stana Gede Dusun Mojotengah Desa Mojosari Kecamatan Mojotengah. Diantaranya, Gerakan Pemuda GP Ansor Kabupaten Wonosobo yang juga memeberikan tanggapan bijak. “Kalau batu nisan sudah terlanjur diambil, apakah kalau mau mengembalikan bisa sesuai tempatnya semula,” tegas Topo Ketua GP Ansor Kabupaten Wonosobo.
Harusnya proses pemindahan dilakukan dengan penuh ketelitian. Tentunya, dengan melakukan identifikasi bebatuan yang sudah diamankan. “Ini sangat susah kalau tidak ada inventarisir saat pengambilan,”tambahnya.
Tradisi sebagian masyarakat Wonosobo, utamanya kalangan masyarakat Nahdhotul Ulama, kata Topo, memindahkan batu nisan biasanya dilakukan dengan memindahkan jenazahnya. Apalagi makam penting yang dikeramatkan, tentunya melalui proses yang ada dimasyrakat. “Memindahkan maisan atau batu nisan itu biasanya karena memindahkan jenazahnya. Kalau, itu makam penting, biasanya ada pemelihara, baik ahli waris, jamaah atau lokasi masyrakat setempat,” tegasnya.
Kaitannya dengan batu nisan kuno yang dikeramatkan, Topo hanya memberikan penjelasan jika batu nisan itu merupakan prasasti atau tanda seseorang yang pernah hidup terus meninggal dan dimakamkan dilokasi tersebut. “Biasanya nisan dengan bentuk yang tidak lazim menandakan semasa hidupnya adalah orang yang berbeda dengan orang lainnya,” katanya.
Langkah yang paling bijak, kata Topo terkait status kepemilikan tak masalah dimiliki negara asalkan tetap dijaga dan dirawat dengan baik. Kemudian, benda sejarah tersebut dikembalikan ke tempat asalnya agar nilai sejarahnya tidak hilang. “Syukur dinas bisa mengkaji sejarah makam makam tersebut. Supaya menjadi obyek wisata religi satu arah dengan makam Mbah Muntaha Al Hafidz di Dero Duwur. Supaya mampu menambah ekonomi masyarakat,”tegasnya.
Terkait dengan cagar budaya, Topo belum berani memberikan keterangan. Pasalnya, akan melakukan pendalam peraturan perundang undangan yang ada. “Kalau itu alasannya cagar budaya nanti saya butuh referensi,” tutupnya.