Legenda Sembilan Kyai Kharismatik: Pilar dibalik Sejarah Desa Mergosari

Ilustrasi Legenda Sembilan Kyai Kharismatik: Pilar dibalik Sejarah Desa Mergosari (Bagus/mercusuar)
Ilustrasi Legenda Sembilan Kyai Kharismatik: Pilar dibalik Sejarah Desa Mergosari (Bagus/mercusuar)

MERCUSUAR, Wonosobo, 20 Juli 2024 – Kisah sejarah Desa Mergosari Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo bermula dari kedatangan sembilan kyai yang soleh dan kharismatik, masing-masing membawa kesaktian luar biasa. Mereka adalah: Simbah Kyai Muhamad Abubakar dari Solo, Simbah Kyai Abdulloh dari Solo, Simbah Kyai Muhamad Sidik dari Yogyakarta, Simbah Kyai Nurhidayat dari Demak, Simbah Kyai Husen dari Tuban, Simbah Kyai Jurit dari Cirebon, Simbah Kyai Syarif dari Cirebon, Simbah Kyai Jabar dari Jebug (Cirebon Kulon), dan Simbah Kyai Ageng Langim dari Pajajaran.

Peran Kyai Muhamad Abubakar dan Rekan-rekannya

Bacaan Lainnya

Pada suatu hari, Kyai Muhamad Abubakar dari Solo, bersama Kyai Abdulloh dan Kyai Muhamad Sidik, membuka pemukiman di bagian timur wilayah tersebut. Mereka memilih hari Kamis Manis untuk upacara pembukaan yang dinamai Pesantren, Tumenggungan, dan Gondang. Acara ini diiringi dengan doa selamatan, ayam klawu, dan tumpengan Sega Bonar (Nasi Kuning).

Kontribusi Kyai Nurhidayat dan Dua Kyai Lainnya

Di lain waktu, Kyai Nurhidayat, seorang kyai kharismatik yang ahli mujahadah, memimpin pembukaan pemukiman di bagian tengah. Ia ditemani oleh Kyai Husen dari Tuban dan Kyai Jurit dari Cirebon. Mereka membuka lahan pada hari Jumat Manis dengan doa selamatan, termasuk Ingkung Jago Wido Awar-awar (Ayam Berbulu Hijau), dan nasi tumpeng Sega Tulak. Pemukiman ini kemudian diberi nama Timbang.

Pembukaan Pemukiman oleh Kyai Syarif dan Rekan-rekannya

Selanjutnya, Kyai Syarif dari Cirebon, bersama Kyai Jabar dari Jebug dan Kyai Ageng Langim dari Pajajaran, membuka pemukiman di bagian barat pada hari Senin Manis. Pemukiman ini dinamakan Brengkok, dengan upacara doa selamatan menggunakan ayam berbulu putih dan nasi ngrangrang.

Pengaruh Sembilan Kyai Terhadap Masyarakat

Masyarakat Desa Mergosari yang pada awalnya menganut animisme dan dinamisme, lambat laun mulai mengenal nilai-nilai keislaman berkat bimbingan kesembilan kyai. Mereka menjadi panutan dan mendapat gelar kehormatan dari masyarakat atas jasa perjuangannya.

Nama pemukiman yang mereka buka juga menjadi nama dukuh dan desa:
– Dukuh Gondang: Dibuka oleh Kyai Karanggondang.
– Dukuh Timbang: Dibuka oleh Kyai Mangunan.
– Desa Brengkok: Nama yang diambil dari pemukiman Brengkok.

Pembentukan Kepemimpinan di Desa Mergosari

Pada suatu ketika, kesembilan kyai sepakat untuk menentukan pemimpin di antara mereka melalui undian. Undian ini dilakukan di tanah yang kemudian dikenal sebagai Tanah Mainan. Hasil undian menetapkan Kyai Karanggondang sebagai pemimpin, dengan Kyai Nurhidayat sebagai wakilnya.

Kegiatan Tradisional dan Latihan Kesaktian

Di Tanah Mainan, sering diadakan gegladen (latihan) di mana para kyai mempertunjukkan kesaktiannya. Salah satu demonstrasi yang terkenal adalah saat Kyai Jabar mematahkan besi linggis dengan tangannya dan mengunyahnya menjadi serbuk. Tanah yang terkena besi tersebut menjadi bengkah (tugel), dan tempat itu dikenal sebagai Lemah Tugel. Aliran air yang muncul dari tanah tersebut menjadi Kali Manyoan.

Melalui kisah ini, sejarah Desa Mergosari terukir dalam perjalanan legenda sembilan kyai kharismatik dan kesaktiannya membawa perubahan besar bagi masyarakat, menjadikan desa ini penuh nilai sejarah dan budaya yang kaya. (bgs)

Pos terkait