YOGYAKARTA, Mercusuar.co – Harga sayur dan buah-buahan bisa anjlok ketika musim panen raya tiba. Hanya jenis tertentu yang dapat bertahan meskipun stok berlimpah. Karena itu para petani berharap harga bisa stabil. Salah satu solusinya, mengolah buah dan sayur yang berlimpah menjadi pangan olahan yang bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu terungkap saat Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian (DTPB FTP) UGM bersama BUMN PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyerahkan alat-alat pengolahan pangan kepada petani buah di Selopamioro, Imogiri, Bantul, kemarin.
”Kami masih sangat awam bagaimana menanam buah secara baik agar hasilnya juga berlimpah. Begitu pun dengan pengolahannya supaya saat panen raya harga tidak anjlok. Kami ingin ada pendampingan rutin sehingga petani dapat benar-benar mandiri,” tutur Ketua Kelompok Tani Selopamioro, Tukimin.
Ia bersama 140 anggota mengolah lahan pertanian dan perkebunan di daerah perbukitan seluas 35 hektar. Tanaman buahnya beragam ada alpokat, durian, sirsak, mangga, jambu, ketela dan lainnya. Beberapa sudah bisa diolah menjadi pangan olahan seperti es krim sirsak, ketela frosen siap masak, keripik ketela, keripik daun kenikir.
Alat dan Pendampingan
Ketua DTPB FTP, Prof Dr Ir Lilik Sutiarso mengungkapkan proses pendampingan petani sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu dan akan terus berjalan. Ia menggandeng PT KBI (Persero) memberikan bantuan alat-alat teknologi tepat guna untuk pengolahan pangan.
Alat tersebut yakni mesin iris tempe, iris pisang, mesin kupas kedelai, spinner, pengering, serta mesin penepung singkong. Ada pula timbangan digital dan thermogun untuk mengukur suhu permukaan bahan pangan. Pengabdian masyarat itu mengusung tema ”Pendampingan Warga Desa Selopamioro dalam Pengolahan Pangan Lokal – Pengembangan Wisata Kuliner di Bukit Dermo” dengan Pendirian Kafe Gubug Dermo.
Direktur Utama KBI, Fajar Wibhiyadi mengatakan dukungan kepada UMKM merupakan bentuk kepedulian dalam mengakselerasi program pemberdayaan masyarakat. Selain itu juga sebagai upaya menjamin keberlanjutan program dari aspek penguatan jaringan sosial, ekonomi dan lingkungan.
”Potensi di sini luar biasa, ada banyak varietas buah yang ditanam dan tumbuh subur. Mereka perlu mendapat pendampingan agar saat panen tidak jatuh ke tangan tengkulak dengan sistem ijon yang sangat merugikan petani,” tandasnya.