Masa Transisi, Perputaran Gas LPG Lamban Akibat Proses Pendataan

perputaran gas lpg
Tumpukan tabung LPG atau gas melon 3 Kg tersusun rapi di salah satu agen yang ada di Pati.

MERCUSUAR.CO, Pati – Beberapa bulan lalu Pemerintah Kabupaten Pati telah melakukan kebijakan yang mewajibkan pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 Kg dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) terlebih dulu. Namun ditahap pendataan mengalami perlambatan sehingga perputaran gas melon tersendat.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Hadi Santoso menyebut karena masih masa transisi sehingga terdapat kendala ditingkat bawah.

Salah satunya terkait adanya pendataan konsumen yang dilakukan Pertamina melalui pangakalan dan agen. Akibat proses itu membuat sirkulasi gas LPG lebih lambat dari biasanya.

Permasalahan lain lantaran pembatasan yang dilakukan dalam kebijakan yang diambil Pertamina. Seperti jatah gas antara skala rumah tangga dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kini dibedakan oleh Pertamina.

“Cara ini memang bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak konsumen diperbolehkan membeli gas subsidi atau batas mereka membeli secara aturan,” kata Hadi belum lama ini.

Kini Jatah gas untuk skala rumah tangga dalam satu bulan hanya mendapatkan empat tabung saja. Sementara UMKM dijatah delapan hingga sepuluh tabung dalam satu bulannya.

Padahal sebelumnya kebutuhan mereka berbeda satu sama lain. Terutama dalam skala UMKM yang mempunyai perbedaan mencolok.

Hadi menyebut dalam satu hari terdapat beberapa UMKM yang membutuhkan tabung gas LPG  berwarna hijau lebih dari jatah yang ditentukan oleh Pertamina. Dirinya menyebut ada UMKM dalam seharinya dapat menghabiskan satu hingga tiga tabung.

“Ketika kebutuhan ini dibatasi memang ada kesulitan. Padahal untuk membeli elpiji 3 kilo harus memakai KTP dengan kuota tertentu. Jadi permasalahan ini yang sedang kami masih bahas,” lanjut Hadi.

Sementara itu, salah satu warga Desa Plangitan, Ali (25) mengaku sangat kesulitan mendapatkan gas LPG lantaran masa transisi itu selama beberapa pekan lalu.

Ali bercerita terpaksa harus berputar ke beberapa tempat untuk mendapatkan gas melon. Waktu itu, sejauh ingatan Ali ada empat desa yang ia datangi untuk membeli gas melon.

“Hampir semua kosong saat itu dan baru sekitar empat desa itu baru dapat gas,” kata Ali pada, Jumat (3/11/23).

Pos terkait