Mercusuar.co, Purbalingga – Peringati Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Ke-50, Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Purbalingga memberikan sejumlah bantuan kepada warga Desa Tunjungmuli, Kecamatan Karangmoncol, Rabu (23/3/2022). Bantuan ini diberikan dalam rangka membantu mengatasi masalah kemiskinan di desa tersebut.
Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga Rusminem Sudono mengatakan Desa Tunjungmuli merupakan salah satu desa binaan, karena desa ini masuk dalam pemetaan desa miskin. “Oleh karena itu, PKK harus ikut turun tangan, salah satu yang bisa dilakukan adalah gerakan berbagi dan memberi pembinaan,” katanya.
Rusminem menjekaskan, Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya : bantuan 150 paket beras dan lele untuk warga kurang mampu, bantuan 18 paket sembako kepada janda kurang mampu, bantuan dana bagi 15 anak tidak sekolah masing-masing Rp 300.000, dan pembinaan pola asuh anak atau parenting bagi orang tua anak tidak sekolah.
“Bantuan tersebut merupakan dukungan dari berbagai OPD, diantaranya Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP), Dinsosdalduk KBPPPA dan Dinpermasdes. Selain itu juga dukungan dari Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) Kabupaten Purbalingga,” jelasnya
Camat Karangmoncol Hendro Prasetyo mewakili masyarakat mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan, namun ia juga mengungkapkan di Kecamatan Karangmoncol masih ada 1 desa tertinggal yakni Desa Sirau.
“Tunjungmuli merupakan desa paling banyak penduduknya di Karangmoncol, yakni sekitar 12 ribu jiwa. Tunjungmuli juga unik, sudah tersedia berbagai tingkatan sekolah mulai dari PAUD sampai SLTA, fasilitas pendidikan bagus tapi masih kategori desa miskin,” katanya.
Wakil Bupati Purbalingga H Sudono mengapresiasi kegiatan TP PKK kali ini. Meski demikian, Ia juga titip pesan, di samping memberikan bantuan sosial dan pendidikan, masyarakat juga perlu mendapatkan pembinaan masalah sanitasi.
“Kita memiliki program jambanisasi yang disupport anggaran oleh BKKBN melalui Dinsos, jadi silahkan nanti Dinsos untuk bisa melakukan surve,” katanya.
Sudono menjelaskan persoalan sanitasi disamping dapat membantu menurunkan angka kemiskinan juga salah satu upaya menurunkan angka stunting, “Dimana angka stunting Kabupaten Purbalingga saat ini berada di angka 16,8% dan ditargetkan tahun 2024 bisa turun menjadi 14% atau lebih rendah,” pungkasnya.(*)