Mercusuar.co Wonosobo – Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kabupaten Wonosobo terus diminta konsisten dalam menjaga kualitas kompetensi dan integritas tingginya dalam membantu seluruh elemen masyarakat pencari keadilan. Urgensitas hal tersebut sebagai upaya kontribusi kongkret bersama menegakkan akses keadilan hukum bagi seluruh masyarakat Wonosobo.
Sebagaimana disampaikan Ketua DPC Peradi Wonosobo H. Fuad Hasyim saat memberikan sambutan pada acara Hari Ulang Tahun (HUT) Peradi Ke-18, DPC Peradi Wonosobo “Layanan Konsultasi Hukum Gratis dan Akustikan” di Paseban Barat Alun-Alun Wonosobo, Sabtu, (24/12/2022).
Lebih lanjut Fuad menuturkan, meskipun usia Peradi Wonosobo baru satu tahun berdiri, diharapkan mampu berkontribusi kepada masyarakat khususnya memberikan bantuan akses keadilan bagi masyarakat melalui proses rekrutmen calon advokat yang berkualitas serta menggandeng atau bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, UNSIQ Wonosobo.
“Mulai 6 Januari 2023 mendatang, akan ada pendidikan khusus profesi advokat di UNSIQ, saya terus menghimbau fokus memberikan pelayanan prima terbaik kepada klien karena itu bagian dari tanggungjawab moral pelayanan bantuan hukum,” jelasnya.
Menurutnya, memberikan layanan konsultasi hukum menjadi sebuah komitmen dalam melakukan tugas yang tak memandang strata ekonomi, agama, dan ras apapun itu. Peradi menjadi organisasi advokat pemersatu di Indonesia yang telah berdiri berdasarkan UU No 18 Tahun 2003 dimana mengamanatkan bahwa dalam waktu 2 tahun organisasi membentuk wadah tunggal yang memiliki fungsi pendidikan bagi calon advokat, ujian profesi, seleksi pengangkatan, hingga pengawasan advokat dalam tata hukum di Indonesia. Selain itu, Peradi sendiri berdiri berdasarkan konsensus dari 9 organisasi advokat di Indonesia pada 21 Desember 2005 lalu. Advokat dalam bekerja juga dibatasi waktu berkiblat pada prinsip profesionalisme dan memegang teguh kode etik profesi.
Selain itu, terang Fuad, di Wonosobo sendiri masih rentan dan banyak persoalan hukum yang dialami masyarakat misalnya, pernikahan usia dini, pergaulan bebas terkait pornografi yang berpotensi melanggar hukum. Juga persoalan hukum perkawinan, pewarisan, dan perbankan.
“Solusi pendekatan yang diberikan Persadi Wonosobo memberikan layanan yang inovatif berbasis pada tanggungjawab moral untuk memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga masyarakat lebih melek hukum serta membela hak-hak hukumnya dalam sistem peradilan,” pungkas Fuad.
Sementara itu, Koordinator Lapangan Kegiatan, Yohanes Aldi Sundoro saat diwawancarai rekan media mengatakan, layanan konsultasi hukum gratis menyasar kepada seluruh masyarakat Wonosobo. Jumlah orang yang memanfaatkan layanan konsultasi hukum gratis 30 orang yang dihandle oleh 5 orang tenaga advokat.
“Saya berharap masyarakat Wonosobo lebih dekat dengan Peradi Wonosobo misalnya ada yang memiliki keinginan melek hukum atau mempunyai masalah hukum dapat langsung konsultasi, saya melihat masalah hukum paling banyak di Wonosobo yaitu perceraian tertinggi se-Karesidenan Kedu,” tandas Aldi.