Penurunan Angka Stunting di Banjarnegara Belum Signifikan, Bupati Amalia Minta Perbanyak Action daripada Diskusi

IMG 20250805 WA0000

BANJARNEGARA, Mercusuar.co – Bupati Banjarnegara dr.Amalia Desiana meminta penanganan stunting difokuskan pada tindakan nyata (action) dari pada hanya sekadar diskusi atau kumpul-kumpul semata.

Hal ini menunjukkan keinginan dari Bupati untuk melihat hasil konkret dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, bukan hanya pertemuan dan perencanaan tanpa implementasi.
“Angka stunting di Banjarnegara ini masih tinggi, meski ada penurunan namun belum siginifikan, mungkin selama in masih didominasi oleh kegiatan perencanaan dan rapat-rapat, sementara implementasi program di lapangan masih kurang,” kata bupati Amalia saat memberikan sambutan pada rapat advokasi kebijakan dan komitmen bersama lintas sektor aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting Kabupaten Banjarnegara tahun 2025 di Pendapa dipayudha Adiraha , Senin (4 /8/2025).
Ia berharap kedepan banyak kegiatan nyata yang langsung menyentuh masyarakat, seperti pemberian makanan bergizi, edukasi pola asuh yang benar, peningkatan akses air bersih dan sanitasi, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara rutin, pernikahan dini , proses kehamilan hingga persalinan.
“Saya berpesan untuk tidak banyak seremonial namun lebih banyak action ke lapangan, jadi buat apa kalau tidak mengintervensi 100 anak namun tidak maksimal, lebih mengintervensi 10 anak namun bisa tuntas,” lanjutnya
Menurutnya semua pihak harus saling bersinergi karena pemerintah tidak bisa sendiri sehingga semua stake holder harus turun tangan berupaya mengurangi angka stunting..
“Penanganan stunting tidak akan berhasil tanpa dukungan semua pihak, peran camat juga sangat penting untuk mengkordinir kepala desa , sedangkan ASN nanti berperan dilingkungan sendiri untuk meminimalisir adanya perceraian dan pernikahan dini, ” lanjutnya.
Lebih lanjut Ia mengingatkan, jika penanganan stunting membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang terlatih dan terampil untuk menerapkan strategi yang tepat. SDM ini perlu memahami “trik jitu” penanganan stunting, yaitu pendekatan yang efektif dan inovatif untuk mengatasi masalah ini.
Kepala Baperlitbang Banjarnegara Yusuf Agung Prabowo mengatakan rapat advokasi kebijakan dan komitmen bersama lintas sektor aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting bertujuan untuk memberikan pemahaman seluruh stakeholder atas kebijakan Pemerintah Pusat dalam pelaksanaan Aksi Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting.
Rapat penanganan stunting ini juga bertujuan untuk membangun komitmen bersama dalam kegiatan pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi di TPPS Kabupaten dan TPPS Kecamatan serta mendorong bertumbuhnya Inovasi dan Paktek Baik dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Banjarnegara.
Berdasarkan data yang ada, saat ini jumlah anak stunting di Kabupaten Banjarnegara menurut data dalam aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat ( EPPGBM ) masih cukup tinggi, meskipun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terus mengalami penurunan.
Pada tahun 2023 prosentase stunting kita sebesar 17,5 % dan pada tahun 2024 menjadi 17,08 % atau turun sebesar 0,42 %.
Sedangkan menurut data SSGBI/SKI angka stunting Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2023 sebesar 19,9 % dan pada tahun 2024 meningkat menjadi sebesar 20,6 %.
Rapat advokasi kebijakan dan komitmen bersama lintas sektor aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting diikuti sebanyak 200 orang yang berasal dari unsur Pemerintah Daerah, Lintas Sektoral, Dunia Usaha, Perguruan Tinggi dan Organisasi Masyarakat di Kabupaten Banjarnegara.
Sebagai narasumber dalam rapat advokasi kebijakan dan komitmen bersama lintas sektor aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting tersebut adalah,Penelaah Teknis Kebijakan dari SUPD III Ditjen Bina Bangda Kemendagri, Iin Afriani serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara Latifa Hesti Purwaningtyas. (Ahr)

Pos terkait