Mercusuar.co, Semarang – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, sekaligus Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah mengatakan hingga saat ini, estimasi ODHA di Jawa Tengah mencapai sekitar 52 ribu orang.
“Hari AIDS tahun kemarin saya bincang-bincang dengan kelompok ODHA di Banyumas. Banyak masukan yang saya dapatkan, dan itu harus ditindaklanjuti. Estimasinya, ada 52 ribu ODHA di Jawa Tengah,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah yang akrab disapa Gus Yasin tersebut, saat dikonfirmasi di rumah dinas wakil gubernur, Senin (21/2).
Gus Yasin menyebut, dia akan mengintegrasikan beberapa dinas terkait, agar dapat memudahkan ODHA untuk mendapat perawatan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkomitmen mewujudkan tiga zero bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terus digencarkan. Tiga zero itu meliputi, zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, serta zero stigma dan diskriminasi menuju Indonesia bebas AIDS pada 2030.
Menurut Gus Yasin, penanganan itu harus dari hulu ke hilir. Sebagai contoh, apabila seseorang teridentifikasi HIV/AIDS, maka pemerintah wajib memberikan penanganan secara menyeluruh. Salah satunya adalah fasilitasi NIK bagi ODHA yang tidak mempunyainya.
Gus Yasin mengatakan, NIK menjadi syarat untuk mendaftar ke rumah sakit. Setelah mendaftar mereka akan mendapatkan obat Antiretroviral (ARV) untuk menekan virus HIV.
“Kalau mereka konsumsi ARV, virus itu tidur, jadi tidak berpotensi menularkan. Misalkan mereka tidak punya NIK, daftarnya susah, dapat obat susah. Dikhawatirkan nanti bisa ada penularan baru kalau demikian,” terangnya.
Gus Yasin mengimbau masyarakat agar tidak melakukan diskriminasi terhadap ODHA. Menurutnya, apabila masyarakat menerima, maka ODHA akan semakin terbuka. Keterbukaan itu penting bagi pemerintah untuk melakukan penanganan. Dengan demikian, upaya mewujudkan tiga zero dapat dilakukan secara tuntas.
“Kan sudah banyak informasinya. Ayo saya ajak masyarakat jangan diskriminasi. Kita harus bersama memberikan dukungan kepada ODHA. Jangan jauhi mereka,” tutup dia.(ap)