Berdayakan Khatib Jumat
MERCUSUAR.CO, Magelang – Pemkot Magelang berencana menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) dalam rangka bersama-sama berupaya mengentaskan kemiskinan di Kota Magelang. Di antaranya melalui sarana khutbah setiap hari Jumat oleh para khatib.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Magelang, M Mansyur saat jumpa pers bertema upaya pemerintah dalam menangani kemiskinan, beberapa waktu lalu. Hadir sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti Bappeda, Dinsos, Diskominsta, BPKAD, dan juga para asisten.
“Kami akan coba menjajaki kerja sama dengan Kemenag untuk bersama-sama berupaya mengatasi kemiskinan di Kota Magelang. Kita ajak para khatib untuk menyampaikan khutbah bertema entaskan kemiskinan,” ujarnya.
Dia menuturkan, di suatu waktu khatib di seluruh Kota Magelang menyampaikan tema yang sama mengentaskan kemiskinan. Begitu juga tema-tema lainnya yang menyentuh ke masyarakat, termasuk terkait program pemerintah sehingga bisa cepat tersampaikan ke masyarakat.
“Saya ingin khatib kompak menyampaikan materi mengentaskan kemiskinan. Suatu saat tema yang lain juga, termasuk program pemerintah agar cepat tersampaikan ke masyarakat,” katanya.
Kiai Mansyur menyitir Surat Al-Ma’un yang terkait dengan anak yatim dan fakir miskin. Ia tidak ingin termasuk golongan yang mendustakan agama karena menelantarkan anak yatim dan fakir miskin. “Motivasi kami ibadah, jangan sampai susah masuk surga gara-gara tidak bisa mengentaskan kemiskinan. Namun, kami juga tidak bisa sendiri, harus ada keterlibatan banyak pihak, termasuk masyarakat supaya upaya kita berhasil,” jelasnya.
Dalam pelibatan tokoh agama ini, katanya, juga dalam rangka sekaligus pembinaan mental masyarakat. Hal ini tak lepas dari watak masyarakat yang kalau ada bantuan mengakunya miskin, padahal aslinya mampu.
“Perlu kita bina sifat tamak masyarakat ini. Kalau memang tidak berhak menerima bantuan ya tidak perlu berebut atau bahkan sampai mengaku miskin. Maka, perlu kita libatkan tokoh agama untuk menyampaikan hal ini,” paparnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Magelang, Wulandari Wahyuningsih menyebutkan, angka kemiskinan Kota Magelang saat ini 7,58 persen atau sekitar 9.270 jiwa (kurang lebih 2.017 rumah tangga). Pihaknya pun menyusun Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang melibatkan para ketua RT dan RW.
“DTKS ini menjadi dasar pemberian bantuan sosial secara nasional dan telah terintegrasi dengan data kependudukan (NIK) Kemendagri. Kita ingin data ini benar-benar valid dan akurat, sehingga dalam pendataan kita libatkan para Ketua RT dan RW,” terangnya.
Dia menegaskan, di tingkat kelurahan terdapat pendamping (PSM/pekerja sosial masyarakat) yang bertugas mendampingi pendataan DTKS. PSM ini juga bertugas memverifikasi di lapangan, jika ada yang masih tercecer maka dimasukkan ke dalam format yang sudah disiapkan.
“PSM bertanggung jawab penuh terhadap pendataan ini. Misalnya ada yang berbohong, maka akan kita putus. Sehingga, kita bisa mendapatkan data kemiskinan yang benar-benar akurat,” ungkapnya.