Pembagian Air Telaga jadi Awal Sejarah Desa Maron

air telaga menjer jadi asal usul sejarah desa maron
Telaga Menjer di Desa Maron bisa menjadi salah satu destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. foto: telagamenjer

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Maron merupakan Desa Wisata yang berada di Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang berada pada ketinggian 1.019 MDPL.
Desa Maron dikelilingi pegunungan dan dataran tinggi yang subur dan hijau. Nama Maron berasal dari kata “Maroni” yang berarti setengah – setengah, yang bermula dari persoalan pembagian air Telaga Menjer antara desa di sekitarnya.

Desa Maron sampai saat ini belum diketahui kapan berdirinya, karena pemerintah desa belum menemukan dokumen dan bukti sejarah Desa Maron.

Bacaan Lainnya

Terkait sejarah berdirinya Desa Maron hanya berdasar dari cerita lisan yang berkembang secara turun temurun di tengah masyarakat khususnya tokoh sepuh masyarakat.

Desa Maron diperkirakan berdiri pada 1853 dalam masa penjajahan Belanda, hal ini berdasar dari cerita bahwa Lurah pertama Desa Maron diketahui tahun 1910.

Menurut Cerita dari Bapak Darmanto selaku Cucu dari Lurah pertama Desa Maron dan juga mantan perangkat Desa Maron menerangkan bahwa awal Desa Maron itu berdiri sekitar tahun 1853 dimana Mbah Kartorejo selaku Lurah pertama Lahir pada tahun 1882 dan asli penduduk Desa Maron.

Diceritakan pula bahwa Desa Maron adalah berasal penduduk yang berpindah – pindah. Bermula penduduk Desa Maron bermukim di Wilayah Gambir sekitar PLTA Garung, namun karena merasa tidak aman, disebabkan adanya gangguan sejenis mahluk yang mirip seperti kura – kura (Empelus: bahasa setempat) yang sering memakan bayi baru lahir.

Kemudian mereka berpindah ke Pomahan yang sekarang berada di Blok 9. Dan dimungkinkan bahwa disitu sudah ada pemerintahan pada masa itu dimana di lokasi bawah pomahan bernama bengkok yang artinya bengkok itu upah bagi pejabat sebuah Desa.

Namun, karena kesulitan air Bersih kemudian merekapun kembali berpindah ke Pomahan yang sekarang lebih dikenal dengan lahan Segalur, disitupun mereka juga tidak krasan, lalu merekapun kembali pindah yaitu ke wilayah utara yang sekarang dikenal dengan nama Gang Mlikan.

Dari situlah Desa Maron bermula. Dan menurut cerita bahwa nama Maron itu berasal dari kata Maroni atau Paronan (setengah – setengah) yaitu bermula dari persoalan pembagian air yang mana bahwa dulu antara orang Desa Menjer dan Desa Tlogo itu menggunakan air dari Telaga Menjer sehingga menyebutnya paronan yang kemudian karena latah bibir orang Jawa akhirnya menjadi Maron.

Sementara itu sebagian besar penduduk Desa Maron berprofesi sebagai petani. Komoditas utama yang menjadi andalan petani di Desa Maron adalah Labu Siam, yang juga dikenal sebagai waluh jipang dalam bahasa setempat. Telaga Menjer merupakan sumber perairan utama bagi aktivitas sehari-hari masyarakat Desa Maron.

Pemandangan Desa Maron memancarkan kehidupan pedesaan yang tenang, sejuk dan harmonis dengan alam.

Pos terkait