Kerukunan antar umat beragama bisa terjalin manakala saling menghargai dan saling mengasihi. Kasih sayang, toleransi dan solidaritas antar umat beragama bisa dilakukan dengan berbagai cara. Seperti halnya seorang muslim bernama Sunardi asal kampung Sambek, Kelurahan Sambek, Kecamatan Wonosobo yang rela mengabdikan dirinya selama dua puluh lima tahun untuk menjaga, merawat, dan membersihkan rumah ibadah Klenteng Hok Hoo Bio di Kabupaten Wonosobo.
MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Matahari terasa malu – malu menampakkan cahayanya. Lantaran terhalang awan yang mengelilingi langit di wilayah Wonosobo. Meski demikian, tak menyurutkan semangat Sunardi untuk memasang lampion di pelataran Klenteng Hok Hoo Bio Kabupaten Wonosobo.
Satu persatu lampion berwarna merah dipasang dengan penuh ketelitian, bila ada yang belum terpasang rapi, Ia sesuaikan tata letaknya. Tak mudah untuk memasang lampion dengan ketinggian tiga meteran, sesekali Sunardi mengangkat, menggeser tangga untuk memanjat dan memasang lampion.
Pekerjaan itu Ia lakukan sendirian, tak lain terdorong semangat supaya umat Konghucu, Budha dan Tao bisa dengan tenang saat merayakan Imlek Sabtu, 10 Februari 2024. “Sudah terbiasa sendiri memasang lampion. Tidak sulit, hanya memindahkan tangganya saja, nanti lampionya langsung digantungkan di tali yang sudah terpasang,” tutur pria kelahiran Gentan Kecamatan Watumalang, (Rabu, 7/2).
Meski sibuk memasang lampion, Sunardi menyambangi pengunjung yang menyapanya. Kerendahan dan ketulusan hatinya itu membuat orang yang menyapanya sejuk. Sunardi pun mengajak duduk di serambi rumah Ibadah sembari menjelaskan, jika persiapan menjelang Imlek 2024 sudah dilakukannya sejak Januari 2024. “Sudah hampir sebulan persiapan untuk perayaan Imlek di Klenteng. Tinggal ada beberapa yang masih belum dipersiapkan” katanya lirih.
Pria kelahiran 1962 ini mengaku persiapan yang dilakukan untuk menyambut tahun baru umat Konghucu, Budha dan Tao dilakukan dengan mengecat beberapa dewa di tempat sembahyang, membersihkan altar, memasang lilin, dan memasang lampion. Kegiatan itu merupakan rutinitas yang dilakukan setiap menjelang Imlek. “Empat hari saya lembur untuk mengecet dewa-dewa, lalu kemarin memasang lampionnya cukup lama. Sekarang sudah hampir selesai, tinggal ada beberapa lampion yang disusulkan,” tuturnya di sela-sela menunjukkan lampion.
Ia juga menyebutkan untuk menghiasi tempat ibadah Klenteng sedikitnya ada ratusan lampion yang terpasang. Sebagian ada lampion yang dipasang dari umat, dan sebagian dari pengurus. “Total lampion yang dipasang ada sekitar 120. Lalu ada beberapa umat yang memasang lampion untuk orang tuanya yang sudah meninggal, sembari mendokan mereka,” tuturnya.
Meski persiapan yang dilakukan cukup menguras tenaga dan keringat, tetapi Sunardi mengaku ikut senang menyambut perayaan Imlek 2024. Bagi Sunardi perayaan Imlek memberi harapan baru dan bertambahnya rizki. “Rasanya sangat senang, setiap kali Imlek,’ tambahnya.
Sunardi mengaku pekerjaan merawat dan menjaga kebersihan Klenteng Hok Hoo Bio sudah dilakukan sejak tahun 1998. Setelah Pindah dari Watumalang ke Kecamatan Wonosobo, Ia diminta bantuan untuk ditugasi menjaga, merawat tempat ibadah Klenteng. “Sudah hampir 25 tahun menjadi penjaga dan petugas kebersihan di sini, jadi sudah sangat hafal setiap ada kegiatan perayaan Imlek. Dan saya merasa senang bisa berkumpul dan menjadi bagian dari persiapan,” tegasnya.
Saling Menghargai
Sunardi mengaku pekerjaan itu dilakukan dengan prinsip kejujuran dan saling menghargai. Rasa menghargai sesama dan kejujuran itulah yang membuat Sunardi di percaya selama 25 tahun. “Intinya saling menghargai dan jujur. Sepintar-pintarnya seseorang kalau tidak jujur, maka tidak akan dipercaya,” imbuhnya.
Lamanya menjaga dan merawat Klenteng, kata Sunardi menambah wawasan serta banyak belajar mengenai ritual yang dilakukan umat Konghucu, Budha dan Tao. Kata Sunardi sebenarnya yang dilakukan dalam peribadatan pada prinsipnya mengajarkan kebaikan. “Sebenarnya mengajarkan kebaikan-kebaikan. Saya merasa tambah wawasan bagaimana memelihara suatu hubungan antar sesama umat beragama,” tuturnya.
Mengenai kepercayaannya, Sunardi mengaku beragama Islam. Namun, dalam melakukan pekerjaannya selama 25 tahun, Sunardi membangun hubungan kekeluargaan. Baik dengan sesama umat maupun dengan warga Tionghoa. “Kami sangat akrab dengan mereka, karena sudah seperti keluarga,” terangnya.
Meski demikian, Sunardi mengaku kehidupan beragamanya tidak terusik sekalipun hidup dilingkungan umat Konghucu, Budha dan Tao. Justru umat Konghucu sangat menghargai perbedaan beragama, karena saling mengasihi. “Prinsipnya itu saling asih mengasihi dan saling menghargai,” tambahnya.
Jaga Kerukunan
Sembari menunjukkan tempat peribadatan, Sunardi juga sangat hafal dengan beberapa dewa yang ada di sembahyangan. Kata Sunardi, ada dewa Quang Sheng Di Jun, Dewa Kong Zi, dan Dewan Cai Shen Ye. Lalu, di peribadatan ruang dua, ada dewa Jiu Tian Xuan Nu, Er Lang Shon, Fu De Zheng Shen, Xuan Tiang Shang dan Quang Ze Zun Wang. “Sebenarnya tempat peribadatan di Klenteng Hok Hoo Bio terbagi untuk umat Budha, Konghucu dan Tao,” jelasnya.
Menurut Sunarji, sejak berdirinya Klenteng Hok Hoo Bio tahun 1950 sampai saat ini justru sangat menjaga kerukunan. Selama ini antara umat muslim, dan agama lain saling menjaga. “Buktinya saya umat muslim sudah 25 tahun menjaga dan membersihkan Klenteng. Bahkan kalau malam peringatan imlek ada beberapa tokoh budayawan dari berbagai agama di undang untuk ikut memeriahkan imlek,” tuturnya.
Dalam menjaga kerukunan, kata Sunardi ada beberapa hal yang perlu dijaga antar umat beragama yakni saling memiliki hati yang baik, bertutur kata yang baik dan bertingkah laku yang baik. “Itu semua sudah kita lakukan, alhasil kerukunan antar umat beragama di Wonosobo terjaga dengan baik,” jelasnya.
Di akhir pertemuan, Sunardi menjelaskan setelah diresmikan tahun 2012 oleh Bupati Wonosobo, Kholiq Arif, pengunjung dari berbagai daerah baik untuk beredukasi maupun sembahyang sangat banyak. Karena, di daerah yang mayoritas umat muslimnya terbanyak, namun bisa hidup berdampingan dan saling menjaga dalam beragama. (Jamil)