Rembang, Mercusuar.co – Para petani diimbau untuk meningkatkan kewaspadaannya, terhadap cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi pada musim ini.
Hal itu disampaikan Bupati Rembang Abdul Hafidz, pada tanam perdana padi di lahan sawah Desa Weton, Kecamatan Rembang, Rabu (18/12).
Cuaca ekstrem tahun ini, jelasnya, diperkirakan masih terjadi seperti tahun sebelumnya. Hal itu berdasarkan rilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang disampaikan saat rapat koordinasi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
“Cuaca ekstrem ini tentu berisiko, tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga bagi nelayan dan sektor pertanian. Oleh karena itu, Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) harus selalu memperbarui informasi terkait kondisi cuaca,” ungkapnya.
Cuaca ekstrem, jelasnya, biasanya disertai curah hujan tinggi, berpotensi menyebabkan banjir yang dapat merendam lahan pertanian hingga beberapa hari, dan merusak tanaman padi.
“Jadi, cuaca ekstrem yang diperkirakan BMKG empat kali lipat dari tahun sebelumnya harus diantisipasi oleh kelompok tani. Kita tidak boleh meremehkan, tetapi perlu langkah ekstra untuk menghadapinya, terutama di Kabupaten Rembang, bahkan di seluruh Jawa Tengah,” tegasnya.