PURWOREJO, Mercusuar.co -Musim Kemarau yang kering dan berdebu, membuat beberapa wilayah di Purworejo mulai merasakan krisis air bersih. Salah satunya warga Dusun Karang Jambu Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen yang harus bersusah payah untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Hal inilah yang memantik sisi humanity Paguyuban Orangtua/wali murid SD Mutiara Ibu Purworejo khususnya kelas IV.
Rangkaian kegiatan bakti sosial ini diawali sekitar pukul 08.00 WIB dengan titik kumpul di Mapolres Purworejo, Sabtu (5/10). Anak-anak kelas IV SD Mutiara Ibu Purworejo terlihat menikmati suasana Mapolres layaknya anak-anak yang pensaran ingin tahu tentang hal baru yang dlihat. “Pak Polisi bawa pestol nggak ya kaya yang di fillm-film itu?” celetuk salah satu siswa bertanya spontan. “Kalau penjahatnya pocong terus cara menagkapnya gimana pak?” tambah siswa lain.
Suasana ceria memenuhi salah satu ruangan di Mapolres. Di sini mereka mendengarkan sosialisasi anti bullying dari salah satu pesonel SatBinmas Polres Purworejo. Antusiasme ala anak-anak seusia mereka patut diapresiasi, secara komunikatif dan responsif mereka mengajukan pertanyaan pertanyaan spontan dan terdengar lucu di telinga menambah keakraban dan keceriaan suasana.
“Tidak baik memanggil teman kita dengan panggilan yang kurang menyenangkan, misalnya gendut, kurus, atau dengan menyebut nama orang tuanya!” kata salah satu personel dari Satbinmas Polres Purworejo mengingatkan.
Setelah berfoto bersama dengan Kapolres Purworejo, AKBP Edy Bagus Sumantri, 25 anak, guru dan orang tua pendamping berangkat bersama-sama dengan dikawal personel SatSabhara menuju lokasi Dusun Karang Jambu Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen. Iring-iringan tiga mobil tangki berisi air bersih melewati jalan aspal yang hari itu terasa panas menyengat, lalu berganti melintasi jalanan tanah berdebu. Setiba di lokasi, warga sudah menanti dengan penuh harap, wajah kering kusam terlihat tersenyum saat menyambut anak-anak SD Mutiara Ibu Purworejo.
“Maturnuwun sanget njih .kawulo dipun kirimi toya kagem keperluan gesang (terima kasih banget …saya dikirimi air bersih buat keperluan hidup)!” kata salah satu warga bernama Mbok Sami.
Air dari mobil tangki pun segera dialirkan ke penampungan yang berkapasitas seiyar 2000 liter untuk diambil warga sekitar. Anak-anakpun tak tinggal diam, seolah merasakan penderitaan warga yang kekeringan itu dengan bergantian memegang pipa untuk mengalirkan dalam wadah galin dan jerigen air.
“Hari ini kami mengedukasi anak-anak kelas IV untuk berbagi kepedulian kasih berupa air bersih untuk dibagikan kepada warga yang mebutuhkan.” kata Suryanto Kepala Sekolah SD Mutiara Ibu Purworejo.
Edutrip ini salah satu bagia dari program Parenting yang selalu dilakukan oleh SD Mutiara Ibu Purworejo secara berkala. Kali ini anak-anak SD Mutiara Ibu Kelas IV diajak secara langsung melihat keadaan warga yang mengalami krisis air sekaligus mengajak mereka membagikan air kepada warga dengan tangan-tangan mungil mereka.
“Perkenalkan kami anak-anak Kelas IV SD Mutiara Ibu Purworejo, ini Michael…Dira …Nabil ..Zahwa…kami bawa tiga tagki air bersih buat warga semoga bermanfaat buat mereka!” teriak salah satu siswa memperkenalkan diri kepada warga.
Warga terlihat antusias menyambut air bersih dari anak-anak kelas IV SD Mutiara Ibu Purworejo.
“Sampun kinten kinten tigang wulan meniko kahanan toyanipun sekedhik (Sudah kira kira tga bulan keadaan krisis air ini)!” kata Mbok Sami kepada Mercusuar.co.
Untuk akurasi sasaran yang tepat sebagai penerima air bersih, Paguyuban orangtua/wali murid sebelumnya melakukan survey ke lapangan. Dusun Karang Jambu Desa Dadirejo Kecamatan Bagelen memang secara nyata mengalami kekeringan.
“Kami punya gagasan awal dengan melihat banyak sudara kita warga yang mengalami kekeringan di beberapa desa, ide berbago air bersih sangat relevan dan sangat dibutuhkan mereka.” kata Hendi Devana, Ketua Paguyuban Orangtua/Wali Murid kelas IV SD Mutiara Ibu Purworejo.