Wonosobo Mengambil Langkah Penting dalam Pengelolaan Sampah dan Lingkungan: Pembatasan Sampah ke TPA

TPA Wonorejo
TPA Wonorejo

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Kabupaten Wonosobo yang saat ini tengah berfokus pada pengelolaan sampah dan lingkungan, telah mengambil langkah penting untuk membatasi aliran sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Berdasarkan peraturan pemerintah daerah, setiap desa diwajibkan untuk membuang hanya 30 persen dari total sampah yang dihasilkan, sedangkan sisanya harus diolah sebelum akhirnya mencapai TPA.

Bacaan Lainnya

Tujuan utama dari penangkapan ini adalah untuk mengawasi dan menyatukan desa-desa dalam memilah sampah sebelum dikirim ke TPA.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wonosobo, Endang Listyaningsih, menjelaskan bahwa langkah-langkah konkret telah diambil untuk mengurangi sampah yang mencapai TPA. Salah satu langkah adalah pembangunan Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS3R), dengan dua TPS3R telah dibangun di Desa Dieng dan satu di Desa Tieng.

Setiap TPS3R mampu menampung hingga 3 ton sampah per hari, dan pembangunan TPS3R di Desa Sikunang masih dalam proses.

“Kerjasama dengan kementerian terkait juga direncanakan untuk menambah satu titik lagi di Garung pada tahun depan, dengan anggaran sekitar Rp 600 juta untuk satu titik. Harapannya, keberadaan TPS3R ini dapat mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA”, katanya.

Selain itu, pengelolaan sampah di Kabupaten Wonosobo fokus pada TPA dengan pembangunan saluran lindi dan penampungan lindi. Untuk mengurangi sampah di TPA, dilakukan pengolahan sampah dengan unit Refuse Derived Fuel (RDF). Pendekatan pengolahan sampah melibatkan partisipasi aktif dari tingkat desa.

Kabupaten Wonosobo juga memiliki lima taman kota, termasuk Taman Kalianget, Taman Kartini, Taman Fatmawati, Taman Ainun, dan Taman Tien Soeharto. Taman Kalianget, dengan konsep Arboretum, sedang dalam tahap penilaian untuk menjadi kelas kebun raya dengan dukungan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Arboretum Kalianget telah dibangun sejak tahun 2017 dan menyimpan banyak koleksi tanaman langka yang digunakan untuk tujuan pendidikan dan penelitian. Dengan pemandangan yang menarik, Arboretum Kalianget memiliki potensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Wonosobo.

“Di kawasan Arboterum Kalianget, juga terdapat koleksi tanaman anggrek se-Indonesia, ruang baca untuk mengenal lingkungan arboretum, dan sarana prasarana penunjang lainnya”, pungkasnya.

Pos terkait