Menanti 9 Tahun, Akhirnya Dieng Resmi Menjadi Geopark Nasional

bp geopark dieng 1 scaled

DIENG, Mercusuar.co – Penantian panjang selama sembilan tahun akhirnya membuahkan hasil. Melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor: 172.K/GL.01/MEM.G/2025, kawasan Dieng yang terletak di Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, resmi ditetapkan sebagai Taman Bumi (Geopark) Nasional Dieng.

Penetapan ini ditandatangani langsung oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, pada tanggal 7 Mei 2025 di Jakarta. Keputusan tersebut menandai pencapaian penting dalam upaya pelestarian warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan kekayaan budaya yang dimiliki kawasan Dieng.

 

Dalam keputusan tersebut dijelaskan bahwa kawasan Geopark Nasional Dieng memenuhi syarat administratif dan teknis berdasarkan hasil verifikasi dari Tim Geopark Nasional. Kawasan ini memiliki nilai strategis karena menggabungkan tiga pilar utama geopark: keragaman geologi (geodiversity), keanekaragaman hayati (biodiversity), dan keragaman budaya (cultural diversity).
Terdiri dari 40 Situs Warisan Alam dan Budaya.

Geopark Nasional Dieng mencakup:
• 23 situs warisan geologi (geosite), termasuk Telaga Warna, Kawah Sikidang, Kawah Sileri, Telaga Dringo, dan Sumur Jalatunda.
• 8 situs keanekaragaman hayati (biosite), seperti Gunung Prau, Arboretum Kalianget, serta domba khas Wonosobo dan Batur.
• 9 situs keragaman budaya (cultural site), baik berwujud (seperti Kompleks Candi Arjuna dan Desa Kebrengan) maupun tak berwujud (seperti tradisi Ruwatan Rambut Gimbal dan Tari Topeng Lengger).

Selain itu, terdapat enam destinasi penting penunjang keberlanjutan kawasan, termasuk Museum Kailasa, Kebun Teh Tambi, serta fasilitas energi panas bumi PT Geo Dipa Energi.

Arahan Pembangunan Berkelanjutan
Penetapan Geopark Nasional Dieng menjadi dasar bagi perencanaan dan pemanfaatan ruang di tingkat nasional hingga kabupaten/kota. Keputusan ini juga menekankan pentingnya pengelolaan berkelanjutan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, termasuk penyusunan laporan berkala setiap dua tahun oleh pengelola kepada Kementerian ESDM melalui Badan Geologi.

Harapan Menuju Geopark Global

Dengan status geopark nasional yang kini resmi disandang, harapan baru terbuka bagi Dieng untuk melangkah ke level selanjutnya: menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark. Penetapan ini diharapkan dapat meningkatkan potensi pariwisata, ekonomi kreatif, pelestarian lingkungan, serta pemberdayaan masyarakat lokal di kawasan Dieng Plateau.

Dukungan dan Apresiasi dari Berbagai Pihak

Penetapan Dieng sebagai Geopark Nasional disambut hangat oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, komunitas lokal, hingga pelaku pariwisata. Pemerintah Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, yang selama ini konsisten mendukung pengembangan kawasan, menyatakan rasa syukur dan kebanggaan atas pengakuan resmi ini.

Kepala Badan Geologi, dalam pernyataannya, menyebut bahwa status geopark nasional ini merupakan bentuk pengakuan atas kekayaan dan keunikan geologi Dieng yang terbentuk jutaan tahun lalu akibat aktivitas vulkanik. Ia juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menjaga keberlanjutan kawasan ini sebagai sumber edukasi, konservasi, dan pemberdayaan ekonomi.

Akademisi dari berbagai universitas yang tergabung dalam tim ahli pengusul Geopark Dieng juga menyampaikan apresiasi atas langkah maju ini. Menurut mereka, keberhasilan ini merupakan buah kerja keras yang dimulai sejak 2016, ketika wacana geopark pertama kali dikembangkan secara serius di Dieng.

Potensi Ekonomi dan Edukasi

Dengan status barunya, Geopark Nasional Dieng diharapkan mampu memperkuat peran pariwisata berbasis alam dan budaya sebagai penggerak ekonomi lokal. Banyak potensi yang kini bisa dikembangkan lebih lanjut, seperti ekowisata edukatif, wisata geologi, hingga program pemberdayaan masyarakat berbasis konservasi.

Pelestarian situs-situs warisan geologi dan budaya akan menjadi bagian dari program edukasi bagi pelajar dan wisatawan, yang tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga belajar mengenai proses geologi, sejarah peradaban Dieng, dan nilai-nilai kearifan lokal.

Selain itu, keterlibatan aktif komunitas lokal dalam pengelolaan kawasan diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas SDM, serta memperkuat identitas budaya daerah.

Langkah Strategis Menuju UNESCO Global Geopark

Dengan pengakuan sebagai Geopark Nasional, langkah selanjutnya adalah mengusulkan Geopark Dieng menjadi bagian dari UNESCO Global Geoparks Network. Untuk itu, dibutuhkan pemenuhan berbagai persyaratan, termasuk tata kelola yang profesional, pengembangan infrastruktur penunjang, program edukasi dan pelibatan masyarakat, serta promosi internasional.

Pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM dan kementerian terkait lainnya berkomitmen untuk mendampingi proses tersebut. Diharapkan dalam beberapa tahun ke depan, Geopark Dieng bisa menjadi geopark global berikutnya dari Indonesia, menyusul kesuksesan Geopark Batur, Gunung Sewu, dan lainnya.

Euforia Warga Sambut Penetapan Geopark Nasional Dieng: “Luhur, Lestari, Mendunia!”
Kabar ditetapkannya kawasan Dieng sebagai Geopark Nasional bukan hanya menjadi berita besar di tingkat nasional, tapi juga disambut dengan sukacita luar biasa oleh warga lokal, khususnya mereka yang tergabung dalam kelompok Masyarakat penggiat Geopark Dieng.

Antusiasme warga terlihat jelas sejak kabar resmi itu dirilis oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 172.K/GL.01/MEM.G/2025. Tak hanya merayakan secara simbolik, warga bersama komunitas penggiat geopark merencanakan berbagai bentuk perayaan budaya dan syukuran sebagai wujud rasa syukur dan kebanggaan.

Perjuangan Panjang yang Terbayar
Lutvi, ASN Bappeda Kabupaten Wonosobo sekaligus anggota Badan Pengelola (BP) Geopark Dieng, menyatakan bahwa penetapan ini merupakan buah dari proses panjang dan kerja keras selama bertahun-tahun. “Ini bukan akhir, tapi awal dari kerja besar kita bersama. Sekarang waktunya mengembangkan Geopark Dieng untuk kemanfaatan yang lebih luas,” ujarnya di tengah suasana hangat di kawasan Dieng.

Ia menambahkan bahwa selama ini BP Geopark Dieng telah berkutat dengan penyusunan dokumen, rencana induk, dosier, hingga bukti pendukung lainnya demi memenuhi syarat penetapan. Dengan status Geopark Nasional, upaya pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam dan budaya bisa dilakukan dengan lebih terarah dan strategis.

Bangga dan Terharu: “Keberhasilan Kita Bersama”

Hal serupa disampaikan oleh General Manager BP Geopark Dieng, Tri Utami—yang akrab disapa Mbak Uut. Ditemui di Dieng usai mengikuti pertemuan internal BP Geopark, ia tampak haru dan tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada mentri ESDM, Bupati Wonosobo dan Banjarnegara, tim ahli, seluruh rekan-rekan BP Geopark Dieng, dan tentu masyarakat yang berada dalam kawasan delineasi. Ini keberhasilan kita bersama,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Ia menekankan bahwa pencapaian ini bukan semata-mata pengakuan administratif, melainkan titik awal untuk memastikan bumi Dieng tetap lestari dan dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat.

Menutup pernyataannya, Mbak Uut seperti biasa memimpin yel-yel kebanggaan komunitasnya:
“Geopark Dieng… Luhur, Lestari, Mendunia!”
Jalan Panjang Menuju Dunia Internasional
Penetapan Geopark Nasional Dieng membuka jalan bagi tahap selanjutnya: pengajuan status UNESCO Global Geopark. Dengan sinergi antara pemerintah, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta, harapan menjadikan Dieng sebagai geopark kelas dunia bukanlah mimpi yang mustahil.
Sebagai kawasan dengan potensi geologi yang kaya, warisan budaya yang unik, dan biodiversitas khas dataran tinggi, Dieng siap menampilkan wajah terbaik Indonesia di mata dunia.(Taf)

Pos terkait