MERCUSUAR.CO, Yogyakarta – Alokasi kebutuhan oksigen untuk rumah sakit di wilayah DIY ditambah.
Sebelumnya, jatah oksigen cukup di kisaran 17 ton per hari.
Namun seiring lonjakan kasus Covid-19, sesuai kesepakatan dengan pemerintah pusat, alokasinya ditambah menjadi 47,6 ton plus 50 persen untuk cadangan darurat.
“Kekurangan oksigen tidak hanya terjadi di RSUP Sardjito, tapi 27 rumah sakit semuanya perlu ditambah jatah oksigen,” kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X usai rakor bersama pemerintah pusat, Minggu malam, 4 Juli 2021.
Sebelum diputuskan penambahan jatah hingga hampir tiga kali lipat, pasokan sebenarnya sudah ditingkatkan menjadi 20 ton per hari yang didatangkan dari perusahaan di Jakarta dan Jawa Timur.
Penambahan itu dilakukan setelah adanya peningkatan kasus yang signifikan dalam dua hari terakhir.
Sebagaimana diketahui, sejak Sabtu, 3 Juli 2021, tambahan kasus positif harian di DIY selalu diatas angka 1.000.
Pada tanggal 3 Juli 2021 tercatat 1.358 orang dinyatakan positif Covid-19, dan hari berikutnya sebanyak 1.615 kasus.
“Dengan penambahan alokasi tersebut diharapkan kebutuhan rumah sakit rujukan maupun non rujukan bisa tercukupi,” ucap Sultan.
Merespon pemberitaan yang menyebutkan 63 pasien meninggal, Direktur Utama RSUP Sardjito Rukmono Siswishanto menerangkan, jumlah itu merupakan akumulasi dari Sabtu hingga Minggu pagi.
Sedangkan yang meninggal setelah oksigen sentral habis pada Minggu, 4 Juli 2021, pukul 20.00 WIB, jumlahnya dilaporkan sebanyak 33 pasien.
“Kasus yang meninggal bukan semata pasien Covid-19 yang harus dengan bantuan oksigen, tapi juga termasuk pasien lainnya,” ujarnya.
Menurut Rukmono, tidak benar informasi yang menyatakan bahwa puluhan pasien tersebut meninggal tanpa mendapat bantuan oksigen.
Sebab waktu itu, pasien yang butuh oksigen tetap disuplai lewat tabung.
Adapun penyebab pasien meninggal dikarenakan kondisi klinisnya yang memang sudah memburuk.