Ketergantungan Masyarakat Pada Uang Tunai Tetap Tinggi, Menurut Analis Ekonomi Terkemuka

Ketergantungan Masyarakat Pada Uang Tunai Tetap Tinggi, Menurut Analis Ekonomi Terkemuka
Ketergantungan Masyarakat Pada Uang Tunai Tetap Tinggi, Menurut Analis Ekonomi Terkemuka

MERCUSUAR.CO, Jakarta – Sunarsip, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence (IEI), menyoroti tingginya ketergantungan masyarakat pada uang tunai, terutama terlihat dari antisipasi bank yang menyiapkan uang tunai dalam jumlah besar menjelang Lebaran.

“Mungkin perlu mengurangi ketergantungan pada uang tunai di masa depan,” ujar Sunarsip.

Bacaan Lainnya

Dia mengimbau agar industri keuangan lebih aktif dalam mempromosikan penggunaan QRIS sebagai alternatif pembayaran, terutama di daerah tujuan wisata atau mudik.

“Pemudik masih menghadapi kesulitan dalam bertransaksi non-tunai di pasar-pasar daerah tujuan mudik. Di sisi lain, masyarakat yang umumnya berasal dari kota besar cenderung tidak membawa uang tunai dalam jumlah besar,” tambahnya.

Sunarsip menilai bank telah memiliki pengalaman yang baik dalam mengantisipasi kebutuhan menjelang Lebaran.

“Hingga saat ini, tidak ada laporan kegagalan transaksi di ATM atau mesin lainnya. Dengan beragamnya media pembayaran seperti QRIS, peluang untuk meningkatkan penggunaan non-tunai semakin terbuka,” jelasnya.

Dengan meningkatnya penggunaan QRIS, penggunaan uang tunai kemungkinan akan terbatas pada kegiatan sosial seperti pemberian hadiah atau angpao. Ini berarti bahwa transaksi pembayaran akan cenderung tidak menggunakan uang tunai.

“Jika tren ini terus berkembang, Bank Indonesia dan bank-bank lain mungkin dapat mengurangi pemasokan uang tunai saat Lebaran atau perayaan lainnya,” tutup Sunarsip.

Pos terkait