Keripik Talas Banjarnegara Tetap Eksis Ditengah Pandemi

2693520706
Keripik talas. Ft Banjarnegaraku.com

MERCUSUAR.CO, Banjarnegara – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak dua tahun lalu banyak membawa dampak pelaku UMKM. Namun tidak sedikit pula pelaku UMKM yang masih tetap bertahan di tengah pandemi. Salah satunya adalah usaha keripik talas di Banjarnegara.

Adalah Ahmad Suroyo seorang pelaku UMKM Keripik Talas asal Dermasari Susukan Banjarnegara. Ahmad berani mengolah talas atau keladi menjadi jajanan siap saji berbentuk tipis dan renyah. Ahmad bahkan menambah berbagai rasa di keripik talas buatannya.

Seperti di ketahui di Indonesia banyak sekali varian keripik yang beredar di pasaran seperti keripik pisang, keripik tempe, keripik singkong dan masih banyak jenis – jenis keripik lainnya. Namun kebanyakan hanya memiliki satu rasa saja.

Ahmad Suroyo dengan strategi bisnisnya dia berani menambah rasa di keripik talas buatannya. Tidak hanya rasa asin saja namun Ahmad Suroyo menambah berbagai varian rasa. Sedikitnya ada 6 varian rasa yakni rasa original, balado, pedas manis, extra pedas, jagung bakar dan rasa jagung manis.

“ Untuk bersaing dengan keripik varian lain yang sudah beredar di pasaran, kami menambah 6 varian rasa dalam keripik talas buatan kami. Ada rasa original, balado, pedas manis, ekstra pedas, jagung bakar dan jagung manis,” kata Ahmad Suroyo.

Ahmad Suroyo sudah menekuni usaha pembuatan keripik talas ini sejak dua tahun lalu. Pemasaran produknya bahkan sudah sampai Jakarta, Bandung dan kota – kota lainnya. Untuk pengiriman selain mengandalkan jasa travel juga dilakukan dengan jasa titipan.

Masalah permodalan adalah masalah yang dihadapi semua pelaku UMKM selain permasalahan bahan baku. Untuk permodalan Ahmad Suroyo memanfaatkan fasilitas dari pemerintah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) yang disalurkan melalui Kantor Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Susukan.

“ Untuk mengatasi permodalan Alhamdulillah ada PNPM yang cukup membantu kami untuk terus eksis terutama saat pandemi saat ini,” katanya. Selain permodalan masalah yang harus dihadapi saat ini adalah kelangkaan minyak goreng. Sementara bahan baku cukup mudah di dapatkan di tingkat petani. Ahmad berharap pemerintah bisa segera mengatasi kelangkaan minyak goreng dang berharap pandemi segera berakhir.

Pos terkait