Kembali, Pemerintah Berikan Kuota Vaksin pada Penyandang Disabilitas Purbalingga

WhatsApp Image 2021 08 13 at 08.03.54


MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Kembali, penyandang disabilitas Kabupaten Purbalingga menerima kuota vaksinasi dari Pemerintah. Kali ini kuota 400 vaksin diberikan oleh Pemerintah Provisin Jawa Tengah. Pelaksanaan vaksinasi massal dipusatkan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purbalingga, Kamis (12/8/2021).

Retno Indrawati, salah satu pengajar SLB Negeri Purbalingga mengatakan, walau pelaksanaan vaksinasi massal dilaksanakan di ruang kelas SLB Negeri Purbalingga, namun yang diundang untuk mengikuti vaksin adalah penyandang disabilitas secara umum.

“SLB hanya menjadi tempat, tapi yang diundang vaksin adalah semua penyandang disabilitas. Termasuk anggota PPDI, Komunitas tunarungu, dan anak-anak SLB Purbadisuta,” katanya.

Retno menjelaskan, vaksinasi diperuntukan pada penyandang disabilitas dengan usia di atas 18 tahun. Sehingga peserta didik SLB Negeri Purbalingga tidak ada satupun yang mengikuti vaksin, kecuali beberapa anak SLB yang sudah lulus.

“Ahirnya kesempatan ini kami berikan pada para amlumni SLB yang belum vaksin. Mereka kami kabari agar berangkat ke sekolah untuk mengikuti vaksin,” jelasnya.

Sementara, menurut Liarto, Ketua Paguyuban Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Purbalingga, beberapa anggotanya juga terpaksa tidak bisa mengikuti vaksinasi massal ini. Mereka ada beberapa alasan yang belum diperbolehkan vaksin, diantaranya ada yang masih harus isolasi, ada yang alergi obat, dan juga ada yang karena comorbid.

“Ada beberapa yang tidak bisa mengikuti vaksin. Semua karena alasan kesehatan saat ini,” katanya.

Liarto berharap, ke depan masih ada kesempatan vaksinasi massal bagi penyandang disabilitas di Kabupaten Purbalingga. Termasuk kesempatan vaksinansi massal tahap ke dua untuk yang sudah vaksin tahap ke satu.

“Yang sudah vaksin tahap satu, kali ini juga tidak mengikuti. Maka kami berharap nanti ada kuota lagi untuk vaksi tahap dua bagi penyandang disabilitas,” harapnya.

Di tempat yang sama, Lilin, peserta vaksin dari komunitas tunarungu Purbalingga (Kotungga), dengan bahasa isyarat mengaku senang sudah ikut vaksin. Ia mengatakan vaksin tifak sakit.
“Saya senang. Vaksin tidak sakit,” katanya.

Pos terkait