Kesal Harga Kebutuhan Pokok Melambung Tinggi, Warga Solo “Satroni” Pasar Tradisonal

Pasar
Aksi emak-emak di Solo yang kesal dengan lonjakan harga kebutuhan pokok dengan mendatangi pasar tradisional dan memborong sejumlah komuditi.

MERCUSUAR.CO, Karanganyar – Ada-ada saja tingkah emak-emak jaman sekarang. Pusing dengan melambungnya harga berbagai kebutuhan pokok, namun justru melakukan hal yang tak terduga.

Aksi protes terhadap harga berbagai kebutuhan pokok yang sangat tinggi ini dilakukan warga Kadipiro, Kota Solo. Mereka mengaku kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok ini sudah diluar kewajaran. Seperti harga beras, telor, minyak goreng, hingga cabai yang harganya justru lebih mahal dibanding dengan harga daging.

Karena kesal, para emak-emak ini “menyatroni” pasar tradisional di wilayah Klodran, Colomadu, Karanganyar. Bukannya protes terhadap para pedagang, emak-emak ini justru melakukan gerakan membeli berbagai kebutuhan pokok yang harganya melejit tersebut.

“Kalau mikirin harga kebutuhan pokok jadi pusing. Lha bagaimana, semua pada naik semua. Sementara pemasukan tidak ada kenaikan, hanya mengandalkan gaji suami yang di bawah UMR,” kata Ari Indarti, warga Klodran, Solo pada Minggu (17/12/2023).

Perempuan 42 tahun itu sudah tidak bisa lagi mencari cara untuk bisa berhemat. Satu-satunya jalan adalah jatah untuk keperluan satu pekan, langsung dibelanjakan dalam satu hari. “Mudah-mudahan bisa cukup untuk satu pekan. Kalau tidak ya terpaksa nanti bagaimana upayanya,” lajut Ari.

Disebutkan, berbagai komoditi yang harganya sangat tinggi diantaranya, beras yang sebelumnya hanya Rp 11 ribu, kini naik menjadi Rp 15 ribu perkilo. Telur dari Rp 23 ribu naik menjadi Rp 26 ribu. Yang tidak masuk akal adalah harga cabai rawit merah yang harganya menembus seratus ribu rupiah per kilogramnya. “Sama harga daging justru lebih maha harga cabai rawit. Rakyat kecil sudah sulit, ini justru tambah sulit lagi,” keluh dia.

Bagi keluarga dengan penghasilan pas-pasan, harga kebutuhan pokok saat ini benar-benar mencekik. Sebab, pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan setiap harinya. Terlebih bagi buruh harian yang penghasilannya kurang dari Rp 80 ribu, kondisi inipun membuat kelimpungan.

“Jelas kelimpungan lah mas. Lha bagaimana tidak, suami hanya butuh bangunan dengan gaji Rp 70 ribu per hari. Bagaiamana bisa mencukupi kebutuhan. Mau tidak mau harus hutang dengan tetangga. Tapi bagaimana mau nyahurnya, orang buat makan saja susah,” tambah Kusmiyah warga Kadipiro lainnya.

Aksi protes harga kebutuhan pokok melambung tinggi di pasar tradisional daerah Klodran, Colomadu, Karanganyar ini memiliki pesan khusus. Terlebih bagi Ganjar Pranowo yang saat ini tengah nyapres dan asli kelahiran Karanganyar, agar lebih memperhatikan nasib rakyat kecil.

“Ini sekalian pesan untuk pak Ganjar, jika beliau jadi Presiden, tolong masyarakat kecil ini untuk tetap bisa diperhatikan. Harga kebutuhan pokok dibuat stabil, jangan sampai menyengsarakan rakyat kecil, karena penghasilan juga sangat terbatas. Mudah-mudahan pak Ganjar bisa mendengar keluhan masyarakat ini,” tandasnya. (hrs)

Pos terkait