Mercusuar.co, Purbalingga – Kreativitas anak didik di MTs Negeri 3 Purbalingga sedang digalakan, salah satunya kreativitas membuat ketrampilan. Baik ketrampilan dalam bentuk kerajinan, seni maupun olahan makanan. Sebagaimana yang dilakukan siswa-siswi kelas 7b, MTs Negeri 3 Purbalingga, dalam kegiatan Art Expo Pensi and Market Day menyajikan hasil karya olahan makanan berupa puding sutra.
“Anak-anak saya suruh membuat puding. Mereka berkelompok, membuat puding dibrunah, lalu di bawa ke sekolah untuk dijual,” ungkap wali kelas 7b Nur Hidayati kepada mercusuar.co saat mendampingi peserta didiknya pada acara Art Expo Pensi and Market Day MTs Negeri 3 Purbalingga, Kamis (24/11/2022).

Idha, panggilan akrabnya guru mapel IPA ini menjelaskan, anak-anak kelas 7b diberi tugas membuat puding sutra sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan. Kemudian hasil karya anak-anak tersebut dipamerkan sekaligus dijual kepada pengunjung market day.
“Mereka kita latih jualan, kita ajari kewirausahaan agar tau bagaimana caranya mencari uang,”tuturnya.
Sebagaimana anjuran pemerintah melalui program pendidikan pada kurikulum Merdeka dan dilanjutkan ke program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, menurut Idha sangat tepat jika anak-anak sekolah diberikan pengetahuan kewirausahaan.

“Karena hidup nanti tidak bisa bergantung pada satu kesempatan, jadi sudah selayaknya anak-anak diberikan banyak pengetahuan, ketrampilan untuk wirausaha,” terang wali kelas ini.
Idha juga menjelaskan, sebelum anak-anak didiknya diberi tugas membuat puding sutra, anak-anak diberi tugas membuat breket, bahan bakar olahan dari arang dan tepung kanji.
“Kemarin anak-anak juga sudah kami ajak membuat breket bersama-sama di kelas. Merek berkelompok, masing-masing kelompok membuat satu paket breket,” ujarnya.

Sementara itu, Ketu kelas 7b MTs Negeri 3 Purbalingga, Abdurrahman Amirul ‘azmi Dhia’ulhaq menyampaikan ucapan terimaksih kepada guru dan teman-teman, sehingga kegiatan Art Expo Pensi and Market Day bisa diikuti dengan baik.
“Terimaksih kepada ibu guru, juga teman-teman yang sudah bekerja sama dengan baik. Ternyata hasilnya juga menari,” katanya.
Azmi menjelaskan, dalam kelasnya siswa berjumlah 32 dibagi menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok membuat inovasi puding dengan bahan yang berbeda, tergantung kesepakatan masing-masing tim.

“Warna, rasa dan bentuk ukurannya berbeda-beda, sesuai selera masing-masing kelompok,” jelasnya.
Terkait biaya pembuatannya, Azmi menuturkan seluruh biasa produksi masing-masing kelas disubsidi dari Koperasi sekolah. Masing-masing kelas disubsidi Rp 150.000.
“Tiap kelas dikasih uang sama Bu guru Rpm 150 ribu. Kemudian dibagi ke masing-masing kelompok, per kelompok terima Rp 25 ribu,” terangnya.

Menurut Azmi, puding buatan anak- anak kelas 7b habis terjual, bahakan acara belum selesai semua puding sudah laris dibeli pengunjung. Namun masih ada pemetaan seni yang belum selesai.
“Tidak sampai selesai acara, puding sudah habis. Tapi anak-anak tidak bubar, karena masih ada pemetaan tari dari kelas 7b yang belum tampil,” ujarnya.