MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Ekspetasi kenaikan daya beli masyarakat terhadap produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjelang hari raya Idul Fitri 1445 H. Terealisasi pada produk makanan, namun tidak demikian pada UMKM pakaian/fashion. Pada hari lebaran tahun ini diprediksi pelaku UMKM fashion di Kabupaten Purbalingga tidak banyak memperoleh keuntungan.
“Kami mencoba menggali informasi dari teman-teman pelaku UMKM di Purbalingga, omset pelaku UMKM makanan basah naik. Sedang kue kering stabil, sementara fashion menurun dibandingkan tahun lalu. Termasuk makanan takjil omsetnya juga menurun,” ungkap Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto, Selasa (9/4)024)
Ia mencontohkan, Kampung Kuliner di Desa Sumampir Kecamatan Rembang omsetnya naik. Namun tidak sebagaimana yang dirasakan pelaku UMKM Es Teler Sultan dan Mie Ayam Jakarta di Karangsentul.
“Tapi ini tidak dirasakan oleh para pedagang makanan takjil. Omsetnya cenderung menurun. Berbeda dengan tahun 2023,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, pihaknya akan terus mengkaji faktor penyebab turunnya omset pelaku UMKM fashion. Menurutnya ada berbagai faktor sehingga fashion tidak mengalami kenaikan omset di musim lebaran ini.
“Kita akan mencoba melihat berbagai faktor apa yang menyebabkan omset pelaku UMKM fashion tidak naik secara signifikan,” ujarnya.
Secara terpisah, seorang ibu rumah tangga asal Kutasari, Priyanti mengaku hanya mampu membeli daging untuk persiapan lebaran, karena memang tidak cukup uang untuk membeli pakaian baru.
“Uangnya belum mencukupi, saya memilih untuk tidak membeli baju baru lebaran. Pilih beli daging ayam untuk masak opor dan daging sapi untuk rendang,” katanya.(Angga)