Inisiatif Sultan HB IX: Proyek Selokan Mataram Membantu Warga Jogja Terbebas dari Romusha

IMG 20240427 082144

MERCUSUAR.CO – Selokan Mataram bukan hanya sebuah kanal irigasi biasa, namun juga merupakan bukti nyata dari kecintaan Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX terhadap rakyatnya.

Kanal yang membentang sepanjang 30,8 kilometer ini tidak hanya menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak, tetapi juga menjadi penyelamat bagi warga Jogja dari kerja paksa Jepang, yang dikenal sebagai romusha.

Bacaan Lainnya

Dalam catatan resmi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang dikutip dari laman Jogjaprov.go.id, Selokan Mataram dibangun pada tahun 1944, pada masa penjajahan Jepang. Kanal ini memiliki peran vital dalam mengairi area pertanian seluas 15.734 hektare di wilayah DIY.

Sejarawan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Baha’ Uddin, mengungkapkan bahwa Selokan Mataram merupakan strategi cerdas Sultan HB IX untuk menghindarkan warga Jogja dari kerja paksa Jepang. Sultan menyadari pentingnya meningkatkan ketahanan pangan di DIY dan mengusulkan pembangunan saluran irigasi untuk mendukung pertanian sepanjang tahun.

Ide Sultan HB IX untuk menghubungkan Sungai Progo dan Sungai Opak ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah Jepang. Namun, Sultan memiliki syarat: setiap warga yang desanya dilalui Selokan Mataram harus menyumbangkan tenaganya untuk membangun kanal tersebut.

Dengan proyek Selokan Mataram ini, warga Jogja tidak hanya terbebas dari kewajiban romusha Jepang, tetapi juga mendapatkan manfaat jangka panjang dalam pengembangan pertanian di wilayah tersebut. Langkah cerdas Sultan HB IX ini menjadi warisan berharga bagi sejarah dan kesejahteraan masyarakat Jogja.

Pos terkait