Pasuruan, Mercusuar – Sejumlah kiai dan perwakilan ponpes yang merupakan cucu dan keturunan pendiri NU menggelar konsolidasi nasional di Cirebon pada 8-9 September 2024. Pertemuan kelompok yang menamakan diri Presidium MLB NU itu disebut berupaya mendorong pelaksanaan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama.
Cucu Syaikhona Kholil, Kholili Kholil buka suara soal adanya upaya menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) NU yang diwacanakan sejumlah pihak di Cirebon. Kholili merasa aneh kalau cucu-cucu pendiri NU kumpul-kumpul untuk menginisiasi Muktamar Luar Biasa NU.
“Pendiri NU itu dikenal karena ilmu dan akhlaknya. Aneh kalau para cucu pendiri NU kumpul-kumpul untuk mendorong MLB NU. Jangan-jangan mereka tidak bisa mengaji,” kata Kholili dalam keterangannya yang diterima detikJatim, Rabu (11/9/2024).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Amiroh, Canga’an, Bangil, Pasuruan itu menyebutkan bahwa cucu pendiri NU seharusnya memberi contoh kumpul-kumpul dengan mengaji atau bahtsul masail. Ia menyindir jangan-jangan mereka yang berkumpul itu tidak bisa mengaji.
Menurutnya, kalau bisa mengaji, bisa membaca kitab usul fikih seperti Al Mustashfa, sastra Arab, termasuk Maqamat al-Hariri, kitab tauhid seperti Al-Mawaqif tentu mereka tidak disibukkan dengan agenda-agenda sarat politis seperti MLB.
“Selain pengangguran, seperti kata Ketua Umum PBNU saya juga curiga mereka tidak bisa mengaji,” katanya.
Seperti diketahui, sejumlah cucu dan keturunan pendiri NU menggelar Konsolidasi Nasional Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB di Cirebon, Jawa Barat. Mereka mendorong agar dilaksanakan MLB NU.
Pertemuan itu menghasilkan sejumlah keputusan, di antaranya meminta kepada Kemenkumhan, Direktorat Jenderal Administrasi Umum untuk membekukan SK pencatatan dan pengesahan perubahan AD/ART, dan kepengurusan PBNU sebagaimana tercatat dalam AHU 0001097.AH.0108 Tahun 2024.