Halal Bihalal di Gang Buntu Salah Satu Tradisi Unik Warga Solo

IMG 20230422 WA0018

MERCUSUAR.CO, Solo – Warga Solo mempunyai tradisi unik yang dilakukan saat Idul Fitri. Mereka menggelar halal bihalal di gang buntu. Tradisi ini unik karena biasanya halal bihalal dilakukan dengan bersilaturahmi ke rumah saudara, kerabat, dan tetangga. Tradisi halal bihalal unik ini dilakukan oleh warga Kampung Norowangsan RT 04 RW 13, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

Setidaknya ada sekitar 11 Kepala Keluarga (KK) mengikuti tradisi turun temurun ini. Setiap KK membawa makanan dan kemudian disatukan dengan makanan yang dibawa KK yang lain. Melalui tradisi ini, antar tetangga saling bertemu untuk bersalam-salaman dan bermaaf-maafan.

Ketua RT setempat, Arif Sodiqin mengatakan tradisi unik ini memang baru berjalan tiga kali. Terdapat sekitar 11 KK dan setiap KK membawa makanan sehingga terjalin silaturahmi dan kekeluargaan.

“Dari tradisi ini kemudian mengetahui perkembangan informasi sehingga bisa terjalin kekeluargaan. Di gang ini ada sekitar 11 KK. Setiap KK membawa makanan,” ujarnya, Sabtu (22/4/2023).

Ide halal bihalal di gang buntu ini muncul ketika pandemi Covid-19. Seperti diungkapkan sesepuh kampung, Triyono. Selain itu, kata Triyono, posisi rumah warga yang tidak sejajar, ada yang di atas dan ada juga yang di bawah.

“Muncul ide awal tradisi ini saat pandemi, selain itu posisi rumah di sini ada yang diatas dan ada yang dibawah. Jadi yang tua-tua itu kebanyakan di atas. Dan itu antrenya (saat halal bihalal) terlalu panjang. Lalu alangkah baiknya enaknya dibikin dibawah dan semua dikumpulkan. Nah itu idenya,” ujarnya.

Triyono bersyukur, tradisi halal bihalal di gang buntu ini masih tetap berjalan tiga tahun. Diharapkan tradisi ini akan terus ada sehingga menambah rasa kekeluargaan dan gotong royong antara warga.

“Alhamdulillah sudah berlangsung tiga tahun ini. Insyaallah kedepan akan semakin baik. Gang buntu ini adalah ibaratnya kita itu keluarga. Kalau kita butuh pasti butuh tetangga yang dekat. Jadi harapan kami ya kita kompak. Kita itu sedulur yang tidak membeda-bedakan agama, ekonomi dan lainnya,” imbuhnya.

Pos terkait