MERCUSUAR, Purbalingga – Pemerintah Desa Kalialang, Kecamatan Kemangkon kembali menggelar Grebeg Sura untuk memperingati tahun baru Jawa 1958 Saka atau tahun baru Islam 1446 Hijriyah. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan diantaranya ziarah kubur ke makam Kanding, pembacaan tahlil, nyekar di sejumlah makam, potong tumpeng, rebutan gunungan hasil bumi, dan pagelaran wayang santri.
“Ini kali kedua kami adakan Grebeg Sura dengan menggelar berbagai acara. Acara diawali ziarah ke makam leluhur warga Kalialang di Desa Kanding, Kecamatan Sususukan, Banjarnegara. Kemudian tahlilan, nyekar ke beberapa makam di desa, selanjutnya ada potong tumpeng, rebutan gunungan hasil bumi, dan ditutup dengan pagelaran wayang santri,” ungkap Kepala Desa Kalialang, Beti Yuni Rahayu, Sabtu (13/7/2024).
Ia menjelaskan, ziarah makam leluhur di Desa Kanding dilaksanakan pada hari Senin (8/7/2024) bertepatan dengan 1 Sura 1958 Saka atau 1 Muharram 1446 Hijriyah. Kemudian dilanjutkan tahlil bersama di halaman balai desa pada Kamis (11/7/2024) malam yang dilanjutkan dengan menabur bunga (nyekar) di sejumlah makam sesepuh, tokoh, dan kepala desa sebelumnya. Pada pagi harinya, Jumat (12/7/2024) dilaksanakan kirab gunungan hasil bumi yang terdiri dari satu gunungan sayur mayur, satu gunungan berisi palawija dan umbi-umbian, satu gunungan berisi jajanan pasar, satu gunungan berisi buah-buahan, dan satu gunungan makanan hasil karya UMKM warga setempat.
Kirab gunungan dilakukan dari masing-masing dusun menuju ke lapangan sebagai pusat pagelaran. Di lapangan juga sudah tersedia nasi bungkus (takir) yang siap dibagikan ke masyarakat serta 11 tumpeng yang akan diserahkan oleh masing-masing Ketua RT kepada Kepala Desa dan sejumlah perangkat desa serta forkompincam Kemangkon yang hadir di acara tersebut.
“Ini semua bertujuan sebagai rasa syukur warga dan Pemdes terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan kepada kami semua warga Desa Kalialang. Dengan harapan warga desa Kalialang akan senantiasa diberi kemudahan dan kelancaran rezeki serta keselamatan,” jelas Kades Beti.
Sementara pada puncak acara yang diisi dengan pagelaran wayang santri oleh Ki Dalang, disampaikan beberapa keistimewaan pada bulan Muharram yakni, diterimanya taubat Nabi Adam AS dari kesalahannya memakan buah Huldi dan menjadi takdir diturunkannya ke bumi dari sorga, Nabi Nuh AS diselamatkan dari banjir bandang, Nabi Ibrahim AS diselamatkan dari api yang membakar dirinya yang dilakukan oleh Raja Namrud, Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara, dikeluarkannya Nabi Yunus dari perut ikan Nun, Nabi Musa AS selamat dari kejaran Raja Fir’aun, disembuhkannya Nabi Yakub dari penyakit kulit yang dideritanya, dikembalikannya kerajaan Nabi Sulaiman AS, disucikannya Nabi Dawud AS dari dosa akibat fitnah, Nabi Isa AS diangkat ke langit, dan hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. (Angga)