MERCUSUAR.CO, PURBALINGGA – Sebanyak 17 gunungan hasil bumi berupa sayur mayur, buah-buahan, ubi-ubian, serta padi dan kelapa disajikan oleh masyarakat Desa Panunggalan, Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga pada pagelaran Grebeg Sura, dalam rangka memperingati tahun baru 1447 Hijriah dan tahun baru 1555 Saka. Kegiatan bertajuk kebudayaan tersebut dibuka langsung oleh Staf Husus Kementrian Kebudayaan Republik Indonesia, Bendara Raden Adjeng (BRA) Woelan Sari Dewi mewakili Menteri Kebudayaan, Fadli Zon yang tidak bisa hadir pada acara tersebut.
“Ini yang ke tiga kalinya kami menyaksikan Grebeg Sura di desa Panunggalan. Saya melihat ada peningkatan, kalau dulu hanya ada 3 – 4 gunungan, sekarang meningkat menjadi 15 gunungan,” ungkap BRA Putri Woelan Sari Dewi saat memberikan sambutan.
Putri Woelan mengatakan, Grebeg Sura merupakan tradisi masyarakat dalam merealisasikan rasya syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Kuasa atas kelimpahan rizki kesuburan alam yang telah menghasilkan berbagai tanaman.
Ia juga menyampaikan, Grebeg Sura di desa Panunggalan tahun ini menunjukkan kemajuan dan peningkatan. Menurutnya, hal tersebut menandai grebeg sura telah memberikan banyak keberkahan pada masyarakat desa Panunggalan. Sehingga masyarakat semakin sadar dan antusias untuk meramaikan grebeg sura.
“Saya sangat senang sekali, setiap tahunnya meningkat, dan banyak lagi kemajuan-kemajuan yang diperoleh dari keberkahan bersama,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Panunggalan, Sugeng menjelaskan, grebeg Sura tahun ini, 1447 Hijriyah atau 1555 tahun saka merupakan pagelaran budaya Desa Panunggalan yang ketiga. Kali ini masyarakat secara swadaya menyumbangkan 15 buah gunungan ditambah 2 gunungan dari pemerintah desa.
“Ada 15 RT di Desa Panunggalan, masing-masing RT menyumbangkan satu gunungan. Sedangkan dari Pemdes 2 gunungan. Jadi ada 17 gunungan,” kata Kades Sugeng.
Sebelum gunungan diperebutkan, masyarakat terlebih dahulu melakukan kirab kelimabelas gunungan tersebut dengan jalan kaki sepanjang jalan di desa Panunggalan. Sebagai apresiasi terhadap antusias warga dalam kegiatan grebeg sura di desanya, pemdes Panunggalan memberikan hadiah terhadap gunungan dan tampilan atraksi pengiring gunungan yang dinilai baik.
Setelah dilakukan kirab, kemudian gunungan dijadikan ajang grebeg atau diperebutkan oleh warga yang datang kelokasi grebeg sura yang dipusatkan di halaman balaidesa.
Sementara di ruang aula balaidesa Panunggalan, secara terpisah berlangsung pameran keris dan blangkon. Sejumlah pegiat keris tampil dengan koleksi masing-masing. Mereka datang dari dalam dan luar kota Purbalingga untuk ikut memeriahkan jalannya grebeg sura di desa Panunggalan.
Secara terpisah, Camat Pengadegan Widodo Nugroho menyampaikan, pihaknya mengucapkan terimakasih kepada pemdes beserta masyarakat Panunggalan yang telah berhasil menggelar perhelatan budaya Grebeg Sura di desanya. Hal tersebut menurutnya sebagai upaya melestarikan budaya yang bersifat tradisional sekaligus agama dan kemaslahatan.
Ditinjau dari kegiatannya sebagai tradisi dalan peringatan tahun baru Islam, tahun baru Hijriyah dan tahun baru Saka menunjukan kegiatan tersebut bermuatan agama. Sedang kirab gunungan dan kemudian dikirab dan diperebutkan oleh warga, hal tersebut merupakan perwujudan kemaslahatan.
“Jadi kegiatan seperti ini sangat baik. Karena mengandung nilai-nilai budaya dan agama serta kemaslahatan,” ujar Camat Pengadegan menanggapi.(Angga)