Gerakan Sekolah Menyenangkan Jadikan Siswa Lebih Aktif dan Kreatif

IMG 20221209 WA00111

MERCUSUAR.CO, Boyolali – Sejumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Boyolali, Jawa Tengah mengikuti Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM), Jumat (9/12/2022). GSM merupakan sebuah metode pendidikan yang membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif.

Inisiator Gerakan Sekolah Menyenangkan Yogyakarta, Danang Dwi Karnanto, mengatakan, yang dilakukan GSM sebenarnya bagaimana menciptakan sekolah-sekolah terutama negeri yang ada di pinggiran menjadi sekolah yang memang benar-benar berpihak pada anak, kemerdekaan belajar anak dan bagaimana menciptakan atmosfir belajar itu agar anak-anak selalu punya jatuh cinta terhadap kegiatan belajar.

“Sehingga memang kita ciptakan atmosfer yang menyenangkan yang memerdekakan pikiran mereka,” ujarnya.

Dijelaskan, GSM hadir dari akar rumput bersama komunitas guru-guru dari sekolah pinggiran negeri yang secara bersama-sama mempunyai keresahan yang sama bahwa biasanya kalau di SD Negeri itu stigmanya adalah kurang bisa beradaptasi, kurang maju, kurang bisa memenuhi harapan masyarakat.

“Kita sebagai komunitas di bawah tidak bisa diam menunggu apapun pemerintah pusat untuk melakukan perubahan namun kita sudah inisiasi dari sepuluh tahun yang lalu agar kita terutama di sekolah negeri pinggiran itu segera berubah untuk menjadi sebuah lembaga pendidikan sekolah yang bisa memberikan kualitas layanan yang tidak kalah dengan sekolah internasional, sehingga kita berpihak pada masyarakat marginal agar bisa menikmati kualitas pendidikan kelas dunia yang bisa dinikmati oleh orang-orang dengan kelas manapun,” ujarnya.

Danang mengatakan, GSM sudah menggaungkan lama bahwa pembelajaran yang bermakna itu ketika anak-anak mengalami atau punya pengalaman yang tinggi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.

“Jadi di GSM itu tabu jika kegiatan belajarnya itu hanya menjawab soal ujian, terus hanya menjawab LKS. Jadi bentuk-bentuk pembelajaran kita ya sifatnya investigatif,” jelasnya.

Danang mengatakan, sejauh ini beberapa sekolah sudah menyelenggarakan GSM. Pada bulan Desember ini setidaknya ada 10 sekolah pilot projects yang sudah direspon dengan baik.

“Awalnya sekolah itu tidak ada peminatnya jadi sekolah pinggiran yang ada di pinggir kali, di sini luar biasa sama, tapi intinya bahwa orang tua sangat antusias,” ujarnya.

Sementara itu, Kabid SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Boyolali, Setiyawan, mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya kegiatan GSM di Kabupaten Boyolali.

“Jadi ini merupakan salah satu SD diantara 10 SD yang menyelenggarakan GSM di Kabupaten Boyolali. Alhamdulillah dari pelaksanaan hari ini kita evaluasi bisa berjalan dengan baik, peran serta masyarakat bisa meningkat. Inilah artinya pendidikan yang sebenarnya. Ada kebersamaan antara pemerintah, masyarakat, orang tua dan semua pihak,” ujarnya.

Setiyawan mengatakan, kegiatan GSM kali ini merupakan ekspo yang kedua. Nanti kegiatan serupa juga akan diselenggarakan di 10 SD lainnya yang menjadi pilot projects.

Pihaknya mendorong agar kegiatan GSM ini menjadi inspirasi sekolah sekitar. Sehingga diharapkan bisa menular di semua sekolah, bukan hanya yang menjadi pilot projects saja. Tapi betul-betul bisa menjalar dan menginspirasi serta menjadi virus kebaikan bagi semua satuan pendidikan di Boyolali.

“Harapan kami nanti peran serta wali murid akan ditingkatkan lagi untuk pengelolaan bukan hanya pembelajaran mungkin penyediaan sarana prasarana dan kegiatan-kegiatan yang mungkin akan mengakomodir kebutuhan orang tua. Jadi kan orang tua biasanya memiliki keinginan agar anak punya suatu kemauan tertentu dimana di sekolah tidak tersedia gurunya ataupun narasumbernya sehingga nanti bisa bekerjasama dengan pihak lain atau sekolah bekerjasama dengan masyarakat sekitar,” ujarnya.

Pos terkait