Mercusuar.co, Semarang – Wakil Ketua DPRD Jateng Ferry Wawan Cahyono mengapresiasi langkah Gubernur Jateng membuka posko pelayanan pupuk bersubsidi yang tersebar di 35 kabupaten kota se-Jateng.
Menurutnya, hal itu sangat membantu petani memperoleh pupuk bersubsidi karena distribusinya terjamin bakal merata di setiap Kabupaten/Kota.
“Melalui posko tersebut, akan meminimalisir distribusi pupuk sehingga petani terbantu dalam mendapatkan pupuk bersubsidi,” ujarnya di Semarang belum lama ini.
Ferry menambahkan, pupuk menjadi faktor produksi yang krusial bagi petani. Mengingat pupuk berfungsi sebagai pasokan nutrisi utama agar pertumbuhan tanaman bisa optimal. Sehingga, hasil panennya juga maksimal.
Namun, saat ini pupuk subsidi jumlahnya terbatas. Tercatat alokasi pupuk subsidi tahun 2022 ini hanya sekitar 37-42% dari total kebutuhan petani di Indonesia. Di sisi lain, harga pupuk nonsubsidi juga dirasa mahal.
Akibatnya, tentu saja akan menambah pengeluaran produksi bagi petani. Kondisi ini pun membuat para petani untuk mencari alternatif lain, seperti menggunakan pupuk organik.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pupuk subsidi saat ini jumlahnya terbatas. Ia juga terus berkomunikasi dengan Kementerian Pertanian kaitannya agar bisa menambah kekurangan tersebut.
“Maka dalam posisi yang kurang, harus didistribusikan kepada seluruh calon penerima itu mestinya ya datanya betul-betul akurat,” katanya.
Pihaknya, juga mengajak agar seluruh komponen mau bersinergi mengintegrasikan data. Sehingga meminimalisasi perbedaan harga yang jadi potensi jual beli ilegal.
“Nah kalau mereka nyewa lahan satu hektare, setengah hektare, terus kemudian dikumpul-kumpulkan jadi satu sehingga punya lahan dua puluh hektare, satu-satu unit atau satu nama yang ada di situ kan bisa mengakses pupuk. Tapi diakumulasikan sebenarnya ini tidak berhak untuk mendapatkan pupuk subsidi,” jelas Ganjar.
Seluruh komponen bisa mendukung penambahan alokasi pupuk subsidi. Sehingga pemanfaatannya bagi produktivitas petani bisa terasa.
Di lain sisi, Ganjar mengimbau para para penyuluh dan pihak terkait agar memperbaiki data petani. Sehingga, nantinya proses distribusi berjalan dengan baik.
“Evaluasi kami ternyata pada saat menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) itu tidak presisi, maka saya minta tolong kawan-kawan penyuluh kita lebih baik. Sistem kita develop lebih baik, agar kemudian distribusi juga lebih baik,” tandasnya.
Adapun total alokasi untuk lima jenis pupuk yang disubsidi pemerintah pada 2022 untuk Jawa Tengah adalah sebanyak 1.567.336,50 ton, atau naik 10,04% dari tahun 2021 sebanyak 1.424.340,50 ton, dengan perincian pupuk Urea sebanyak 723.606 ton, SP-36 sebanyak 87.353 ton, ZA sebanyak 139.473 ton, NPK sebanyak 386.716 ton, dan Organik 230.189 ton. (sunu)