Dorong Tumanggal Menjadi Desa Aloe Vera, Bupati Resmikan Bangsal Pascapanen

IMG 20230315 161719

Mercusuar.co, Purbalingga – Warga Desa Tumanggal, Kecamatan Pengadegan  berhasil menciptakan budidaya tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera) menjadi kudapan, makanan dalam bentuk jajanan. Hal ini menjadi perhatian pemerintah baik pusat maupun daerah, sehingga diturunkan bantuan dari pemerintah melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) berupa Bangsal Pascapanen Hortikultura.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat meresmikan penggunaan bangsal tersebut, Rabu (16/3/2023) mengatakan, Kelompok Tani Mugi Lestari, Desa Tumanggal, telah melakukan pemberdayaan pengolahan daun lidah buaya menjadi berbagai produk makanan. Maka dalam hal ini  pemerintah membantu membangunkan Bangsal Pascapanen sebagai alat produksi pengolahan pangan berbahan dasar Aloe Vera.

“Saya berharap kelompok tani untuk betul-betul memanfaatkan bantuan ini sebaik-baiknya. Kalau kemarin sudah bisa memproduksi hasil olahan aloe vera, setelah dibantu rumah produksi ini harapannya bisa lebih produktif, ada inovasi-inovasi lain, yang diolah tidak hanya itu-itu saja,” katanya.

FB IMG 1678869055645
Foto : Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat meninjau proses kerja bangsal.

Seperti yang diketahui Bangsal Pascapanen ini merupakan rumah produksi pengolahan makanan berbahan dasar daun lidah buaya. Di bangsal tersebut proses pengolahan  pasca panen, pengemasan hingga siap didistribusikan.

Nilai Bangsal Pascapanen ini hampir mencapai Rp 400 juta, terdiri dari bangunan dan peralatan produksi. Olahan Aloe Vera ‘made in’ Tumanggal bisa menjadi oleh-oleh khas Purbalingga.

Kepala Desa Tumanggal, Misno menyampaikan bangsal pasca panen ini mengolah lidah buaya menjadi berbagai produk, di antaranya olahan lidah buaya original : minuman lidah buaya aneka rasa, es krim, puding, stick, dodol, teh lidah buaya, mie ayam dan bakso lidah buaya.

“Untuk pemasaran ada di toko-toko dan tempat tempat pariwisata di Kabupaten Purbalingga dan luar Purbalingga baik secara online maupun offline,” katanya.

Lidah buaya tersebut dipanen dari lahan pertanian seluas 2 hektar. Mengingat prospek bagus lidah buaya ini, Misno berharap, pemerintah bisa memberikan bantuan pengembangan lebih lanjut mulai dari bibit dan sarana produksi lainnya.

Selain lidah buaya, Desa Tumanggal juga memiliki potensi lain dari para kelompok tani yang perlu dikembangkan, di antaranya pengolahan tepung mocaf, tepung pisang, serbuk jahe, serbuk bunga telang, bunga lada opak kencur dan opak kelor.(Angga)

Pos terkait