Disparbud Wonosobo Apresiasi ‘Pudakkaliwa’, Produk Ekraf Karya Mahasiswa UMP

717d2b7d 89a9 44c2 b92d e40b7571a1eb

Mercusuar.co, WONOSOBO – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) bekerja sama dengan Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) UMP menghadirkan inovasi produk ekonomi kreatif (ekraf) berbasis potensi lokal di Desa Pucungwetan, Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo. Inisiatif ini mendapat apresiasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo.

Dalam kegiatan bertajuk Optimalisasi Salak menjadi Produk Ekraf serta Strategi Penjualan Digital yang digelar di GOR Desa Pucungwetan. Mahasiswa UMP memperkenalkan Pudakkaliwa, produk inovatif yang memanfaatkan limbah salak dan triplek menjadi kuliner serta suvenir bernilai jual.

Bacaan Lainnya

Nama Pudakkaliwa merupakan akronim dari lima dusun di Desa Pucungwetan, yakni Pucung, Pandak Kidul, Pandak Lor, Kalimangli, dan Wanasari. Produk ini terdiri dari pie berbahan dasar salak yang tidak layak jual serta kriya suvenir berbahan kulit salak dan limbah triplek.

Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Desa Pucungwetan Wagini beserta perangkat desa, Karang Taruna, ibu-ibu PKK, dan kelompok Dasa Wisma. Para peserta tidak hanya mendapatkan pelatihan pembuatan produk ekraf, tetapi juga pembekalan strategi pemasaran digital melalui media sosial dan platform e-commerce.

Kepala Desa Pucungwetan, Wagini, berharap inovasi ini dapat menjadi produk unggulan desa dan semakin mengangkat citra Pucungwetan sebagai sentra salak pondoh.

“Semoga pie salak ini dapat berkembang menjadi ikon kuliner desa dan menarik minat pasar yang lebih luas,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari Kepala Disparbud Wonosobo, Agus Wibowo, yang menilai program ini sebagai langkah strategis dalam memperkuat identitas budaya lokal sekaligus menarik wisatawan.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi Pudakkaliwa. Ini bukan sekadar pengolahan produk, tetapi juga upaya memperkuat daya tarik wisata melalui ekonomi kreatif,” tegasnya.

Sementara itu, Dosen Pembimbing Lapangan dari Prodi DKV UMP, Alhadi Nelsa, menekankan pentingnya identitas visual dalam pemasaran produk lokal.

“Kemasan, logo, dan storytelling yang tepat akan membuat Pudakkaliwa lebih kompetitif di pasar digital,” pungkasnya.

Melalui program ini, mahasiswa UMP berupaya memberdayakan masyarakat dalam mengolah potensi lokal secara kreatif serta memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan inovasi ini, Desa Pucungwetan diharapkan semakin berkembang sebagai desa kreatif yang berdaya saing tinggi.(Gen)

Pos terkait