Mercusuar.co, Wonosobo – Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) mengevaluasi kinerja guru PPPK di Wonosobo. Ada dua penilaian yang dievaluasi, yakni presensi dan penerapan platform merdeka mengajar. Guru harus lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan pembelajaran bagi siswa.
Guru PPPK Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) se kabupaten Wonosobo dievaluasi kinerjanya. Penilaian dilakukan selama tiga hari sejak 20 hingga 22 Desember 2022 dan dilakukan bergantian tiap kecamatan.
Kasie Kurikulum SD Dinas Dikpora Paryono menjelaskan, ada 1.161 guru PPPK yang dievaluasi berdasarkan presensi kehadiran dari bulan September, Oktober dan November. Selain itu juga terkait dengan bagaimana mereka memahami penerapan platform merdeka mengajar, yakni aplikasi dari Kemendikbud.
“Kami di sini bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sehingga tahu persis kalau ada PPPK yang memanipulasi absensi. Soal platform merdeka mengajar, semua yang terkait proses pembelajaran ada di sini. Sehingga bisa terlihat mana yang telah menyelesaikan minimal empat topik dan sudah ada aksi nyata,” jelas Paryono di sela-sela kegiatan, Rabu (21/12).
Guru PPPK Memenuhi standar Mendapat Kartu Biru
Bagi guru PPPK yang telah memenuhi standar penilaian baik, akan diberikan kartu biru. Namun bila mendapat kartu kuning, artinya harus ada perbaikan dan melakukan konseling di stand yang telah disediakan.
“Biasanya kalau yang kuning ini belum sepenuhnya meneyelesaikan minimal empat topik pada platform merdeka mengajar. Sejauh ini banyak yang biru, kalau diprosentase 60 persen, dan yang kuning 40 persen. Kalau yang bagus itu kemarin dari Kecamatan Kertek, banyak guru yang dapat kartu biru dan mereka langsung pulang usai hasilnya keluar,” imbuh dia.
Berdasarkan pantauan, salah guru PPPK, Raditya Mahardika telah membawa selembar hasil evaluasi berwarna biru. Dia telah melakukan beberapa hal dari platform merdeka mengajar, seperti sosialisasi kurikulum merdeka belajar dan proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5).
“Menurut kami adanya evaluasi seperti ini membuat kinerja lebih efektif. Sebab selalu terpantau dan tidak seenaknya sendiri, terlebih lagi kami harus menerapkan ASN Berakhlak,” kata guru Bahasa Indonesia di salah satu SMP negeri ini.
Pada saat yang sama itu, Kepala Dinas Dikpora Tono Prihatono menekankan para guru harus terus belajar dan meningkatkan kompetensinya secara mandiri. Hal ini bertujuan agar para peserta didik di dalam kelas merasakan perubahan.
“Jadi di kelas itu tidak monoton dan tidak kaku dengan metoda yang mereka pelajari melalui platform merdeka mengajar. Guru harus lebih kreatif dan inovatif,” kata Tono menekankan.
Bagi para guru yang masih mendapat kartu kuning, Tono meminta agar terus meningkatkan kompetensinya. “Ini para peserta didik kan libur, jadi guru harus bisa menggunakan waktu untuk evaluasi dan manfaatkan betul aplikasi tersebut. Sebab platform ini sangat membantu bagi guru untuk belajar mandiri dalam meningkatkan kompetensinya,” tutup Tono.