Diduga Sekolah Gagal Melakukan Finalisasi SNBP, Siswa SMAN 1 Bhkateja Tuntut Sekolah Bertanggungjawab

IMG 20250206 WA0001

PURBALINGGA Mercusuar.co – Sebanayak 140 siswa SMA Negeri (SMAN) 1 Bukateja, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga merasa mecewa terhadap pihak sekolah setelah impian mereka untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) atau eligible teracam gagal. Kegagalan tersebut ditengarai adanya dugaan pihak sekolah lalai dalam melaksanakan pengisian data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).

“Kami melakukan ini sebagai bentuk kekecewaan karena pihak sekolah gagal melakukan finalisasi data di PDSS. Ahirnya kami semua terancam gagal mengikuti SNBP yang sudah kami impikan selama hampir dua setengah tahun jni, ” ungkap Brigita Febraana, salah satu peserta eligible yang menggelar aksi di halaman sekolah, Rabu (5/2/2025) kepada Mercusuar.co..

Ia menjelaskan, sebenernya sebagaiman informasi yang ia tangkap, pihak panitia SNBP sudah memberikan tambahan waktu satu bulan terhitung dari 6-31 Januari 2025 pihak sekolah untuk melakukan finalisasi. Namun menurutnya pihal sekolah tidak berhasil memanfaatkan peluang tersebut, sehingga semua peserta sebanyak 140 siswa yang terjaring sebagai calon peserta SNBP di sekolahnya merasa kecewa.

“Panitia sudah memberikan waktu satu bulan sejak tanggal 6-31 Januari pihak sekolah gagal melakukan finalisasi. Bahkan ditambah lagi 5 hari sejak mulai tanggal 1 hingga hari ini (5/2/2025) tetap saja pihak sekolah gagal melakukan finalisasi. Maka kami sepakat untuk protes dan menuntut pihak sekolah untuk bertanggung jawab,” paparnya menjelaskan..

Sementara itu, M. Nola Darajatun selaku kordinator aksi mengatakan, akibat kelalaian tersebut pihaknya merasa semua yang sudah dilakukan untuk mengejar impian sebagai eliegible kandas. Maka dalam kesempatan tersebut pihak siswa dan orang tua siswa melakukan akai menutut pertanggungjawaban pihak sekolah.

“Usaha kami selama dua setengah tahun secara moral dan materi hanya terbayar sebuah kelalaian. Maka kami menuntut sekolah memfasilitasi adanya bimbingan dari luar dan mendampingi kami semua sampai bisa masuk perguruan tinggi,” ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh beberapa siswa yang lain, mereka menutut pihak sekolah bertanggung jawab dari kelalaian yang membuatnya kecewa. Beberapa siswa bahkan mengeluhkan usaha yang ditempuh dan dijaga sebaik mungkin agar tetap memperoleh nilai terbaik selama lima semester sia-sia. .

Secara terpisah, Kepala SMA Negeri 1 Bukatej, Purwito melalui Dodo Kusnandar selalu tim dari Bimbingan dan Konseling (BK) mengatakan bahwa pihaknya mengakui kelalaian tersebut merupakan kesalahan pihak sekolah. Dan pihaknya masih berusaha untuk mencari jalan keluarnya.

“Bapak Kepala sekolah sedang ke Jakarta, beliau berusaha datang kementerian untuk berusaha mencari jalan keluar agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Berharap ada solusi yang terbaik,” katanya.(angga)

Pos terkait