MERCUSUAR.CO, Uangaran – Desa Wisata Lerep yang terletak di lereng Gunung Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, kaya akan pengalaman pariwisata dengan suasana pegunungan yang sejuk dan pemandangan alam yang mempesona.
Pengelolaan Desa Wisata Lerep mengalami transformasi pada tahun 2015, awalnya dikelola oleh Pokarwis Rukun Santosa, dan kini dijadikan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai salah satu unit usaha yang fokus pada kegiatan pariwisata.
Desa ini menonjolkan kearifan lokal dan kreativitas warganya dalam menawarkan paket-paket wisata yang unik. Meskipun sebagian besar masyarakat masih menggantungkan kehidupan dari pertanian, terutama pertanian buah-buahan, singkong, ubi jalar, dan sayuran, Desa Lerep telah berhasil mengubah tantangan ekonomi dengan memanfaatkan potensi kuliner tradisional.
Di bidang peternakan, sapi perah menjadi andalan utama, meskipun harga komoditas pertanian cenderung fluktuatif dan murah. Sebagai solusinya, masyarakat Desa Lerep menciptakan pasar kuliner bernama “Jajanan Ndeso” yang diadakan setiap hari Minggu pon dan Minggu Pahing. Pasar ini tidak hanya menawarkan makanan tradisional dengan konsep alami tanpa bahan kimia, tetapi juga memberikan sentuhan budaya tradisional yang kental.
Penyelenggaraan pasar Jajanan Ndeso mengutamakan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk menjamin kebersihan dan kesehatan bersama. Setiap acara pasar dilengkapi dengan atraksi budaya tradisional, di mana seluruh panitia dan pedagang mengenakan pakaian adat.
Jenis makanan yang ditawarkan di pasar ini sangat unik dan sulit ditemukan di tempat lain, seperti Sego Iriban, Sego Tonjok, Krowodan Udan Angin, Sego Onyek, Dawet Nganten, Torok Bentol, Dawet Brokohan, Bubur Suweg, Sego Weton, Getuk Ndeler, Teh Tleser , Kopi Ceplus, Wedang Pala, dan lainnya. Salah satu makanan tradisional yang paling populer adalah Sego Iriban, yang biasanya hanya muncul saat acara tradisi “Iriban Wangan Cenginging”.
Tradisi iriban wangan cengining sendiri dilakukan setahun sekali pada bulan Rajab, di hari Rabu Kliwon. Acara ini melibatkan seluruh warga Desa Lerep dalam gotong-royong membersihkan sumber air, menanam pohon di sekitar sumber udara, dan melaksanakan ritual pembersihan sungai.
Iriban berasal dari kata Irib-irib yang berarti nguri-nguri melestarikan sumber sumber air. Dalam acara iriban warga bergotong-royong membersihkan sumber air, menanam pohon di sekitar sumber air dan mereka semua secara sukarela membawa bekal berupa ayam kampung, bebek putih, mentok, nasi putih dan urap gudangan.