MERCUSUAR, Wonosobo – Desa Kwadungan Kalikajar Wonosobo menjadi desa potensial di bidang pertanian. Pertanian hortikultura menjadi komoditas utama di desa setempat dengan produksi mencapai 50-60 ton per hari. Di desa lereng Gunung Sumbing ini memiliki banyak potensi pertanian dan wisata.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Among Tani Kalikajar, Bagus Setyo menjelaskan bahwa setiap satu hektare lahan yang dipanen di desa Kwadungan rata-rata dapat menghasilkan 40 ton daun bawang. Namun tiap hari lahan yang dipanen oleh petani setempat mampu menghasilkan lebih dari itu, yakni lebih 50-60 ton.
Desa Kwadungan Kecamatan Kalikajar menjadi salah satu desa sentra penghasil daun bawang super yang hasil produksinya tidak hanya didistribusikan ke Wonosobo dan sekitarnya tetapi langsung sampai ke pasar Ibu Kota Jakarta. Komoditas ini menjadikan desa ini sebagai pemasok daun bawang nasional.
Dia menghitung dengan luasan satu hektar, itu hasil dari ubinan dari 2,5 x 2,5 itu 45 kilogram untuk dikonversi satu hektare dikali seribu enam ratus, dan dikurangi luasan tanah efektif 20 persen dan menghasilkan 57,6 ton, kalau kebiasaan petani daerah sini rata-rata 40 ton per hektar, jadi ini lebih tinggi dari biasanya, namun rata-rata dalam satu desa ini sekitar 50 sampai 60 ton dalam satu hari panenan jadi bertahap terus.
Bagus menambahkan di desa kwadungan sendiri ada kurang lebih 300 hektar. Dengan begitu, sepanjang tahun ada lebih dari satu hektare lahan bawang yang dapat dipanen.
“Di desa Kwadungan sini keseluruhanya ada sekitar 300-an hektar yang siap setiap hari panen. Karena panen daun bawang ini kan sebagian bisa langsung penanaman bibit, sehingga bertahap ada terus panennya,” ujarnya.
Kepala Desa Kwadungan Bagyo menjelaskan hasi panen daun bawang dikirim ke sejumlah kota besar di Indonesia setiap harinya. Dia bersyukur desanya menjadi pemasok pertanian yang menggerakkan ekonomi warga.