Demak Kembali Terendam, Kembali Terhubung dengan Selat Muria?

Demak Kembali Terendam, Kembali Terhubung dengan Selat Muria?
Demak Kembali Terendam, Kembali Terhubung dengan Selat Muria?

MERCUSUAR.CO, Wonosobo – Jalur pantura Jawa di wilayah Demak-Kudus di Kecamatan Karanganyar kembali terendam banjir pada Ahad, 17 Maret 2024, mengakibatkan lalu lintas di jalan nasional tersebut lumpuh. Ini bukan kali pertama banjir melanda wilayah ini, dengan kejadian serupa terjadi bulan lalu pada Kamis, 8 Februari 2024, di lokasi yang sama, menggenangi Jalur Pantura serta pemukiman dan lahan pertanian di sekitarnya selama lebih dari seminggu.

Banjir yang terus berulang di wilayah ini dikaitkan dengan Selat Muria, sebuah bentang alam perairan yang pernah memisahkan pulau Muria dengan pulau Jawa. Selat ini menghilang seiring berjalannya waktu, namun ada spekulasi bahwa banjir saat ini adalah indikasi kembalinya Selat Muria tersebut.

Bacaan Lainnya

Berikut adalah beberapa fakta sejarah terkait Selat Muria:

1. Sejarah dan Pembentukan Selat Muria

Daftar isi

Pada masa glasial sekitar 600.000 tahun yang lalu, Gunung Muria bersama dengan pegunungan kecil di Patiayam dulunya menyatu dengan dataran utama Pulau Jawa. Namun, pada masa interglasial, suhu bumi meningkat dan menyebabkan pencairan es, memisahkan Gunung Muria dan Pulau Jawa oleh laut dangkal yang kemudian menjadi Selat Muria.

2. Jalur Transportasi dan Perdagangan

Selat Muria merupakan jalur perdagangan dan transportasi utama antara Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya. Hal ini mendukung perkembangan Kerajaan Demak menjadi kerajaan maritim pada masa lampau.

3. Pendangkalan dan Hilangnya Selat Muria

Setelah abad ke-17, Selat Muria mulai mengalami pendangkalan, mengakibatkan kapal tidak dapat berlayar melaluinya. Meskipun demikian, air laut yang tersisa di dataran Jawa kemudian dikenal sebagai Bledug Kuwu.

4. Dampak terhadap Kerajaan Demak

Pendangkalan Selat Muria diduga menjadi salah satu faktor kemunduran Kerajaan Demak pada abad ke-16. Pelabuhan utama Demak kemudian berpindah ke Jepara sebagai akibat dari pendangkalan tersebut.

5. Bukti Arkeologis

Temuan fosil hewan laut di Situs Patiayam Kudus menjadi bukti lain dari keberadaan Selat Muria. Temuan ini mencakup fosil moluska, ikan hiu, penyu, dan buaya yang diperkirakan berumur di atas 800.000 tahun.

Banjir yang kembali melanda wilayah Demak-Kudus memicu kembali pertanyaan tentang hubungan banjir dengan keberadaan dan sejarah Selat Muria, sebuah fenomena alam yang masih menjadi misteri dan perdebatan.

Pos terkait