MERCUSUAR.CO – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memperingatkan, adanya ancaman tsunami setinggi 8-10 meter yang akan menerjang pantai selatan Pulau Jawa.
Ancaman tsunami ini bisa terjadi akibat keberadaan sumber gempa Sesar Opak di Yogyakarta yang memiliki magnitudo tertarget M6,6.
Selain itu, ada juga sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust dengan magnitudo tertarget M8,7 di selatan Jawa masih terus aktif.
“Sesar Opak merupakan sumber gempa yang jalurnya terletak di daratan ini memang aktif dan belum berhenti aktivitasnya hingga saat ini,” kata Dwikorita dilangsir dari cbncindonesia.com dalam keterangan resmi BMKG, Kamis (3/8/2023).
“Sedangkan di Samudra Hindia selatan Yogyakarta masih ada sumber gempa subduksi lempeng atau megathrust, yang juga masih sangat aktif,” tambahnya.
Hingga saat ini, katanya, mulai tampak adanya tanda-tanda peningkatan aktivitas kegempaan akibat Sesar Opak.
“Salah satunya adalah gempa dengan Magnituda 6.0 di Kabupaten Bantul pada 30 Juni 2023 kemarin,” kata Dwikorita.
Meski, imbuh dia, gempa tersebut hanya menyebabkan kerusakan ringan, namun, peluang ancaman tsunami periode ulang untuk terjadi gerakan lagi mulai terlihat dari aktivitas kegempaannya yang saat ini mulai meningkat.
Untuk itu, ujar Dwikorita, penting dilakukan pelatihan mitigasi kebencanaan yang berkelanjutan kepada masyarakat di Yogyakarta untuk mengantisipasi ancaman tsunami berkelanjutan.
“Khususnya yang tinggal di wilayah pesisir karena ancaman tsunami juga akan menghantui selain gempa bumi,” ujar Dwikorita.