PURBALINGGA Mercusuar.co- Eco-enzyme (enzim alami) adalah larutan yang dihasilkan dari fermentasi bahan organik seperti buah-buahan dan sayuran. Hal tersebut disampaikan oleh kordinator pembuatan eco enzyme yang dilakukan Komunitas Sosial Purbalingga, Koh Ahmin di Klenteng Hok Tek Bio Purbalingga, Selasa (21/1/2025).
“Manfaat Eco-Enzyme dalam kehidupan di alam semesta ini diantaranya, satu, mengurangi limbah organik yang tiap hari makin bertambah jumlahnya. Kemudian, bisa untuk meningkatkan kesuburan tanah. Mengurangi bau tidak sedap akibat pembusukan, membantu pengolahan air limbah, dan ramah lingkungan serta punya nilai ekonomis,” ungkap Koh Ahmin.
Koh Ahmin menyampaikan, eco enzyme juga bisa dimanfaatkan untuk mencegah penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkuku belah (ungulata). Hewan berkuku belah merupakan kelompok hewan mamalia yang memiliki ciri khas berupa kuku yang terbelah menjadi dua bagian.
Hewan berkuku belah diantaranya sapi (bos taurus), kambing (capra aegagrus hircus), domba (ovis aries), rusa (cervidae), babi (sus scrofa), dan kuda nil (hippopotamus amphibius).
“Eco enzyme juga bisa untuk mencegah penyebaran PMK. caranya disemprotkan ke kandang ternak, atau dicampurkan terhadap makanan bagi ternak yang terpapar PMK,” terangnya.
Namun begitu, Koh Ahmin berujar bahwa pembuatan eco enzyme yang telah lama dilakukan bersama komunitas sosial Purbalingga seperti Baznas, Pramuka Peduli, PMI, Relawan Ittihadul Falah dan beberapa relawan lainnya, tujuan utamanya adalah bukan untuk pengobatan.
“Tujuan utamanya adalah membantu mengurangi sampah organik yang mencemari alam kita, bumi kita setiap hari. Gas metana (CH4) adalah gas alami yang banyak terdapat di bumi. Salah satu penyebab munculnya gas metana adalah penguraian bahan organik,” ujarnya.
ia juga menjelaskan dampak lingkungan akibat gas metana yakni pemanasan global. Menurutnya, metana adalah gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global, metana juga bisa menyebabkan polusi udara dan mengganggu kesehatan, serta dapat merusak ekosistem dan biodiversitas.
Terkait bagaimana cara membuat eco enzyme, Koh Ahmin menjelaskan eco enzyme dibuat dengan menggunakan buah-buahan dan sayuran busuk yang tidak kayak dikonsumsi. kemudian ditambah gula merah dan air dengan perbandingan. 1:3:10 .
“Misalkan untuk ruang atau wadah dengan kapasitas 1 liter air, bisa digunakan untuk mengolah 60 gram molase gula merah, 180 gram bahan organik, dan 600 Miki liter air. Cara Membuatnya campurkan bahan organik dan molase gula merah dalam wadah plastik, tambahkan air dan aduk sampai rata,” jelasnya.
Kemudian, tutup wadah dengan kain atau plastik untuk menghindari kontaminasi. Biarkan campuran tersebut di tempat yang teduh dan sejuk selama 3-6 bulan. Aduk campuran secara berkala (1-2 minggu sekali) untuk mempercepat proses fermentasi. Setelah 3-6 bulan, larutan akan berubah menjadi cairan kental berwarna coklat kehitaman.
“Saring larutan untuk memisahkan cairan dari residu,” lanjutnya.
Cara penggunaan eco enzyme, untuk digunakan sebagai pupuk alami: 1-2 sendok makan eco-enzyme per 1 liter air.. Pembersih lingkungan: 1-2 sendok makan eco-enzyme per 1 liter air. Pengurai limbah: 1-2 sendok makan eco-enzyme per 1 kg limbah organik. Pengobatan tanah: 1-2 sendok makan eco-enzyme per 1 meter persegi tanah.(Angga)