Umbul Donga depan Kebon Rodjo Simbol keprihatinan warga solo atas tragedi kericuhan

IMG 20250912 WA0032

SOLO, Mercusuar.co – Ratusan warga serta puluhan elemen masyarakat berkumpul dan berdoa di kebon rodjo atau Plaza Sriwedari, Solo.,yang berisi nasi tumpeng, aneka jajanan pasar, serta wewangian dupa sebagai simbol sakral dalam prosesi umbul Donga keselamatan tersebut.Jumaat(12/09/25)

 

Dalam kesempatan tersebut,Ketua FBM BRMH Kusumo Putro Menjelaskan,Sebaiknya apa yang menjadi keinginan daripada warga masyarakat itu didengarkan jaga perkatan, jangan menghina masyarakat dan jangan menjadi pemantik daripada kemarin daripada masyarakat kenapa demikian karena ketika masyarakat marah terhadap semuanya akan jadi tidak baik, pada pelakunya sendiri maupun orang lain dan juga kotanya, daerahnya atau wilayah masyarakat Indonesia.

“ kepada aparat penegak hukum supaya tidak tegas kepada siapapun yang melakukan tindakan-tindakan anarkis siapapun yang mengarah kepada merugikan masyarakat atau tidak akan tindakan apapun yang membuat masyarakat itu panik ketakutan, tidak diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan kita kepada aparat kita hukum dalam arti dari kepolisian Saya minta ampun tindak tegas kepada siapapun itu,”tegas Kusumo.

Tidak peduli tidak pandang dahulu dari kelompok apapun dari siapapun tidak peduli tidak tegakkan hukum., karena republik ini adalah mereka yang melakukan tindakan-tindakan yang ada hukum.

Sementara itu,Ketua Umum Forum Budaya Mataram (FBM) Surakarta, BRM Kusumo Putro SH MH, menegaskan umbul dungo bukan sekadar ritual, melainkan wujud nyata kepedulian warga.
“Solo dibangun sebagai kota budaya melalui kerja keras puluhan tahun. Jangan biarkan citra ini hancur hanya karena ulah segelintir orang yang bahkan bukan asli Solo,” tegas Kusumo yang dikenal sebagai pengacara terkenal di Kota Solo.
Hal yang sama di ungkapkan Ketua Umum Persatuan Anak Bangsa Surakarta (PABS), Dosy Marta,sekaligus penggagas acara, menyayangkan ketidakhadiran pejabat Solo meski undangan sudah disampaikan.
“Seharusnya doa bersama ini bisa menjadi momentum bagi pejabat, wakil rakyat, dan warga untuk duduk bersama menjaga Solo tetap kondusif,” katanya.
I sebagian wakil rakyat yang dinilai jauh dari masyarakat setelah duduk di kursi jabatan.
“Dulu mereka rajin mendatangi warga untuk mencari dukungan. Tapi saat rakyat menghadapi kesulitan ekonomi, mereka seolah menutup mata,”tegas dia.

Meski tanpa kehadiran DPRD Solo yang terpenting masyarakat bisa menikmati dan doa kami untuk kota Solo tercinta ini,
saya kepengin terutama untuk dewan-dewan yang dulunya bagaimana untuk yang masyarakat Solo tetap aman nyaman cari pekerjaan gampang semua bekerja, gampang,bagi masyarakat jadi Solo itu luar biasa.( Din).

Pos terkait