MERCUSUAR.CO, Sukabumi – Dari lima penerus dalam garis keturunan yang mempraktikkan pengobatan alternatif pijat alat vital ala Mak Erot berharap pijat alternatif ini kembali berjaya, namun, hanya tiga di antaranya yang tetap beroperasi di Kampung Cikadog, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Sementara itu, dua lainnya memutuskan untuk membuka klinik pijat alat vital Mak Erot di Jakarta dan Surabaya.
Situasi ini mengakibatkan terpecahnya konsentrasi pasien, sehingga kunjungan tidak seteramai sebelumnya, meskipun masih ada sekitar 15 hingga 20 orang yang datang ke Kampung Cikadog untuk mendapatkan perawatan pijat alat vital. Ujang, yang juga dikenal sebagai Abah Dalem, salah satu dari lima cucu Mak Erot yang melanjutkan tradisi pijat alat vital, mengungkapkan hal ini.
Baca juga: Menilik Desa Wisata Alat Vital Mak Erot di Cisolok, Sukabumi
Klinik yang dulunya digunakan oleh Mak Erot, Ujang mengakui bahwa terdapat perubahan dalam jumlah pengunjung ke Kampung Cikadog sejak tahun 2008. Setelah Mak Erot meninggal dunia pada usia 90 tahun pada tanggal 5 Juli 2008, banyak orang tiba-tiba mengklaim memiliki keahlian dalam pijat alat vital, seperti yang dilakukan oleh neneknya.
Menurut Ujang, tahun-tahun pertama setelah kematian Mak Erot adalah masa di mana Cisolok, khususnya Desa Caringin di Kampung Cikadog, mengalami penurunan kunjungan dalam bidang wisata kesehatan alternatif, karena banyak orang membuka klinik pijat alat vital Mak Erot di berbagai kota.
“Mungkin calon pasien juga bingung karena informasi disebar ada yang lewat berita, brosur hingga poster yang ditempel dipohon-pohon,” jelas dia.
Makin kesini, calon pasien yang mungkin tertipu oleh oknum-oknum tersebut menurut Ujang akhirnya mulai mencari tahu penerus Mak Erot dari garis keturunan langsung.
“Emak memang mempercayakan penerus pijat ini kepada kami berlima, semuanya cucu karena kamilah yang semasa hidup beliau membantu secara langsung dalam proses pengobatan itu, kami berlima jadi asisten langsung dengan tugas masing-masing,” sambungnya.
Ujang bersama Syahrudin dan Alif Abdillah masih bertahan di Cisolok sementara dua cucu Mak Erot lainnya membuka klinik di kota besar, Saefulloh di Jakarta dan Bibin di Surabaya.
“Faktanya kami berlima ini masih didatangi banyak pasien hingga sekarang. Di Cikadog itu bisa 15 hingga 20 orang per minggunya datang untuk berobat baik ke saya, Syahrudin atau Alif,” ungkap Ujang.
Kebanyakan pasien yang masih datang ke Cigadog selain percaya dengan kemampuan pijat mereka, juga ingin melihat langsung klinik dan berziarah ke makamnya Mak Erot yang tak jauh dari rumah mereka.
“Yang datang kesini kebanyakan dari Sukabumi Bogor, Bandung, dan kota lainnya bahkan ada yang dari luar negeri. Selain berobat mereka pengan lihat langsung klinik aslinya Mak Erot dan banyak juga yang menyempatkan diri berziarah ke makam emak,” jelasnya.
Ujang juga mengakui, jika banyak pasien yang datang ke Cigadog sekalian berlibur dan berwisata ke sejumlah pantai dan objek wisata di Cisolok dan pesisir selatan Sukabumi lainnya.
“Mereka itukan nginapnya ada yang di Cisolok, Cikakak bahkan di Palabuhanratu, jadi kalau berobat langsung ke Cisolok itu kebanyakan sekalian berwisata. Ini salah satu dampak positif pengobatan Mak Erot bagi Sukabumi,” beber Ujang.
Mengingat fakta-fakta ini, Ujang, bersama dengan keluarganya yang tinggal di Cisolok, menyambut baik jika pemerintah ingin memperkenalkan kembali metode pengobatan pijat alat vital ala Mak Erot kepada masyarakat dan berharap kembali berjaya.
“Selama ini kan emak sangat tradisional, promosinya pun dari mulut ke mulut tidak pernah dikemas khusus. Saya mendukung jika pak pemerintah memang mau kembali memperkenalkan metode pengobatan Mak Erot, kehadian klinik Mak Erot bagi warga bisa ditanyakan langsung,” pungkasnya.
Desa yang mengoptimalkan kekayaan pengobatan alternatif yang bersumber dari budaya lokal, termasuk metode pijat Mak Erot yang pernah berjaya. Harapannya jika pengobatan alternatif ini dikelola secara baik oleh semua khususnya pemerintah daerah, dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat melalui tingkat kunjungan wisatawan minat khusus, yaitu wisata kesehatan alternatif.