MERCUSUAR.CO, Semarang – Pasar Jajanan Semarangan Masjid Agung Semarang (Pajangan MAS) kembali bisa dirasakan masyarakat Kota Lumpia di bulan Ramadan tahun 2021 ini. Pada tahun 2020 lalu, kegiatan ini ditiadakan mengingat awal masa Pandemi Covid-19 di Indonesia.
Sejumlah makanan khas dijajakan di stan-stan yang berada di depan Masjid Agung Semarang (Kauman) ini. Seperti petis bumbon, kemudian makanan dari Timur-Tengah Nasi Kebuli dan lain-lain.
“Ada 38 stan yang tersedia di sini. Kami memfasilitasi para pedagang untuk mencari rizki. Namun dibatasi hanya jajanan yang berkaitan dengan bulan Ramadan saja. Seperti menu-meni buka puasa, hingga peralatan muslim,” ujar Muhammad Agus Nuurrachman selaku penanggung jawab Pajangan Mas, kemarin.
Dia menjelaskan, mereka yang berjualan di lokasi tersebut, dari kalangan masyarakat umum dan gratis. Ada yang janda, ada yang memang sebelumnya kehilangan pekerjaan di masa pandemi ini.
“Kalau yang single parent (sendiri mengurus keluarga) otomatis langsung tiket gratis berjualan di sini istilahnya. Lalu ada juga remaja-remaja masjid, karang taruna, anak-anak muda dari Kauman. Supaya mereka juga bisa belajar untuk berwirausaha, sehingga bisa menjadi lebih berdaya,” jelas dia.
Lebih jauh, urai Agus, Pajangan MAS ini meramaikan kebiasaan warga Kota Semarang yang mencari kuliner buka puasa di depan Masjid Agung Semarang. Selain itu juga pernak-pernik Ramadan.
“Tahun kedua di masa pandemic Covid-19 ini banyak ekonomi masyarakat terpuruk. Pemerintah mengizinkan untuk kegiatan ini diadakan kembali. Syaratnya jelas, memenuhi protokol kesehatan Covid-19. Misalnya di dalam tenda hanya boleh dua orang yang jual. Saya minta ini diikuti betul oleh masyarakat,” jelas dia.
Setelah tahun lalu ditiadakan, kini Pasar jajan Masjid Agung Kota Semarang atau yang lebih dikenal dengan Pajangan Mas kembali digelar. Berlokasi di area Masjid Agung Semarang, Kauman, para pedagang mulai beroperasi sejak pukul 16.00 hingga 22.00 WIB. Muhammad Agus Nuurrachman selaku penanggung jawab Pajangan Mas mengungkapkan sudah menyiapkan 38 kios untuk berjualan.
“Sudah kembali digelar. Tapi prokes harus tetap diterapkan. Kami akan keliling untuk mengecek. Karena dari awal sudah kami galakkan untuk cuci tangan, yang jual harus pakai masker dan di dalam tenda hanya boleh 2 orang yang jual,” ujar Agus.
Hal tersebut tentunya menjadi angin segar bagi para penjaja kuliner khas Ramadhan yang biasa berdagang di area tersebut. Seperti diungkapkan Hani, penjual takjil di Pajangan Mas, bahwa di tahun lalu tidak ada tenda-tenda untuk berjualan seperti di tahun ini.
“Alhamdulillah sekali sudah boleh jualan lagi, semoga selalu begini. Biar kita cari uang juga gampang. Tidak seperti pandemi kemarin susah cari uang”, ujar Hani.