MERCUSUAR.CO, Jakarta – Wilayah Indonesia saat ini tengah dilanda suhu panas yang menyebabkan cuaca terik di siang hari.
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa suhu panas ini disebabkan oleh posisi semu matahari yang berada dekat dengan khatulistiwa.
Menurutnya, suhu panas ini biasanya terjadi seiring dengan pergerakan sinar matahari dari ekuator ke belahan bumi utara, kemudian kembali ke ekuator dan belahan bumi selatan.
” Prediksi cuaca menunjukkan bahwa suhu panas ini diperkirakan akan berlangsung hingga Agustus-September, yang merupakan kondisi lumrah di Indonesia, ” ujarnya.
Meskipun cuaca terasa sangat panas di awal Mei 2024, ia menegaskan bahwa ini bukanlah heatwave atau gelombang panas seperti yang terjadi di Thailand dan Filipina.
Perbedaan mendasar antara suhu panas dan heatwave adalah bahwa suhu panas hanya dipicu oleh faktor pemanasan permukaan sebagai dampak dari siklus gerak semu matahari, sedangkan heatwave terjadi ketika terbentuk pusat tekanan tinggi di atmosfer atas.
Heatwave terjadi ketika terbentuk pusat tekanan tinggi di atmosfer atas (lebih dari tiga kilometer), yang menyebabkan udara panas terdiam di titik tersebut dalam waktu yang lama, harian hingga mingguan.
Untuk dikategorikan sebagai heatwave, suatu wilayah harus memenuhi beberapa syarat, seperti terletak pada lintang menengah hingga tinggi, memiliki wilayah geografis yang besar, dan mengalami periode cuaca dengan kenaikan suhu panas yang tidak biasa selama setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih.
Dia menambahkan, bahwa pemahaman akan perbedaan antara suhu panas dan heatwave sangat penting dalam menanggapi fenomena cuaca yang terjadi, serta dalam mengambil langkah-langkah pencegahan dan mitigasi yang tepat untuk melindungi masyarakat dari dampak cuaca ekstrem.