Apakah Asal-usul Nama Dusun Semampir dari Penjajah yang Digantung?

ilustrasi ama hukuman gantung pada jaman penjajahan.
ilustrasi hukuman gantung pada jaman penjajahan.

MERCUSUAR.CO, Wonosobo Desa Tumenggungan, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo adalah sebuah kawasan yang telah berdiri sejak abad ke-18 pada masa perang Diponegoro melawan Belanda, mencatat sejarah panjang sebelum Indonesia merdeka di tahun 1945. Di antara jejak sejarah yang terdapat di desa ini, terdapat sebuah dusun yang unik bernama Semampir.

Asal usul nama Dusun Semampir memiliki dua versi. Pertama ada anggapan bahwa nama “Semampir” muncul karena lokasinya yang strategis di antara tegalan dan persawahan.

Kedua, yang lebih menarik, berhubungan dengan peristiwa sejarah saat penjajahan Belanda. Dikisahkan bahwa prajurit Diponegoro melakukan penjegalan terhadap penjajah, yang kemudian disampirkan (digantung) di tiang bambu.

Mbah Raden Suryantono, yang dikenal sebagai “Bupati Pertinggi” dan senopati Pangeran Diponegoro, kemudian memberi sebutan tempat tersebut Semampir. Ini menjadikan Raden Suryantono atau Bupati Pertinggi sebagai pendiri dusun Semampir.

Selain sejarah asal mula sebutannya, Semampir juga menjadi pusat awal perkembangan ajaran Islam di sekitarnya. Ini dapat dilihat dari keberadaan masjid tertua, tokoh Islam, dan pondok pesantren yang telah tumbuh dan berkembang di dusun tersebut.

Salah satu tokoh terkemuka adalah Kyai Abdullah Umar, yang memiliki banyak santri dan merupakan keturunan dari sayyidina Husain bin sayyidina Ali bin Abu Tolib.

Dusun Semampir di Desa Tumenggungan tak hanya menyimpan jejak sejarah perang Diponegoro, tetapi juga menjadi saksi perkembangan Islam di wilayah sekitarnya. Keberadaannya menjadi bagian integral dari warisan budaya dan spiritual masyarakat setempat.

Pos terkait