MERCUSUAR.CO, Purworejo, 1 Juli 2024 – Di tengah deru modernisasi, Dusun Watubelah di Desa Sukowuwuh, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, tetap setia pada tradisinya. Di desa ini, kelanting singkong atau mereka sebut dengan putil bukan hanya sekadar camilan, melainkan warisan budaya yang telah menggerakkan ekonomi desa selama lebih dari tujuh dekade.
Produk unggulan ini tidak hanya mempertahankan ketahanan pangan, tetapi juga menjadi jantung ekonomi yang menghidupi ratusan keluarga. Kami berkesempatan berbincang dengan Khoirudin, selaku kepala Dusun Watubelah yang mana juga saat ini sebagai penggiat dan juga sebagai seorang yang memasarkan produk kelanting tersebut. Khoirudin (45) menjadi salah satu saksi perjalanan panjang produk tersebut.
“Sejak tahun 1950, kakek nenek kami sudah memproduksi kelanting. Awalnya memang hanya beberapa orang saja, namun lambat laun semakin banyak dan kini hampir seluruh masyarakat dusun terlibat,” tutur Khoirudin pada Sabtu, 29 Juni 2024 sambil memamerkan hasil produksi masyarakat Dusun Watubelah.
Keahlian membuat kelanting telah diwariskan dari generasi ke generasi, menjadikan Dusun Watubelah sebagai pusat produksi kelanting singkong di Kabupaten Purworejo. Tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama, kelanting juga telah membantu mempertahankan ketahanan pangan desa Sukowuwuh selama beberapa dekade.
Meskipun diproduksi dengan cara tradisional, dan pemasaran secara tradisional, namun pemasaran kelanting telah dikenal masyarakat luas. Terbukti produk ini sudah dijual hingga keluar kota seperti Magelang, Wonosobo, Yogyakarta, Temanggung, dan daerah-daerah lainnya.
“Namun kita harus mengikuti perkembangan zaman dan harus lebih semangat dalam memasarkan kelanting ini ke skala Nasional agar kedepannya tradisi ini tidak hilang,” tutur Khoirudin.
Tantangan ke depan adalah bagaimana generasi muda dapat menjadi pionir dalam memasarkan produk ini ke toko online. “Harapannya, pemuda di sini bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan kelanting hingga ke skala Nasional, tidak hanya Regional,” tambah Khoirudin.
Khoirudin mengungkapkan bahwa selama ini pemerintah desa selalu mendukung penuh dan telah mefasilitasi masyarakat dalam memproduksi kelanting, mulai dari akses informasi, pemenuhan bahan-bahan, pelatihan, pengajuan bantuan dan lain-lain. Namun kedepannya pemerintah desa diharapkan dapat terus memainkan peran penting dalam memfasilitasi upaya ini, terutama dalam hal pemasaran sehingga kelanting Dusun Watubelah dapat dikenal luas dan memberikan dampak ekonomi yang lebih besar.