MERCUSUAR.CO, Purbalingga – Merasa dirinya tidak sanggup melanjutkan sekolah, Igun Susilo Wardoyo, warga Desa Kajongan RT 01/9, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga memilih bekerja sambil belajar ketrampilan.
Awalnya Igun Susilo Wardoyo yang punya tanggal lahir 31/10/1992 bekerja pada pengrajin kemoceng yang terbuat dari rambut sintetis. Sambil bekerja ia pelajari dengan baik cara produksi, cara mendapatkan bahan baku serta pemasarannya.
“Awalnya saya ikut orang membantu membuat kerajinan kemoceng. Setelah bisa saya membuka usaha pembuatan kemoceng sendiri di rumah,” ujarnya.
Pada awal produksi hasil kerajinan kemoceng buatannya banyak dipesan orang. Baik pesanan dari pedagang lokal, luar kota hingga tembus kirim ke Bali.
“Dulu kemoceng buatan saya banyak yang di kirim ke Bali. Di sana harganya lumayan tinggi,” ungkapnya.
Belakangan harga kemoceng semakin hari semakin menurun, termasuk karena banyak pesaing. Igun yang juga pandai memotong rambut mengaku tidak khawatir. Karena prinsip dalam hidupnya harus berani membuat trobosan.
“Saya juga bisa memotong rambut. Jadi saya disamping membuat kemoceng, untuk biaya keseharian saya membuka jasa potong rambut, ” akunya.
Pria yang baru memiliki anak satu ini mengatakan kalau dirinya sekarang juga sedang membangun usaha sampingan lagi, yaitu ternak burung Murai. Di rumahnya sudah ada sejumlah burung murai yang dipelihara dan dibudidayakan.
“Saya juga budidaya burung murai. Ada yang dipelihara untuk dijual, ada juga yang diternak,” katanya.
Igun mengungkapkan kalau dirinya memang tidak suka tinggal diam tanpa kegiatan. Sejak gagal menyelesaikan sekolah lanjutan pertamanya, ia mulai giat bekerja di sebuah tempat pembuatan kemoceng.
Di rumah, dirinya juga belajar memotong rambut kepada orang tuanya yang kesehariannya berprofesi sebagai pemotong rambut.
Kemudian pada saat menikah dan tinggal di rumah orang tua istrinya ia belajar memelihara burung murai, karena orang tua istrinya kebetulan memelihara dan sekaligus beternak puluhan burung murai.
“Sekarang saya mempraktekan berternak burung murai. Dulu saya belajar pada orang tua istriku yang budi daya burung murai,” kilahnya.
Menurutnya berternak burung asal Sumatra ini kalau berhasil sangat menguntungkan, karena burung jenis ini di pasaran harganya tetap tinggi.
Ia menambahkan, ketiga usahanya akan tetap berjalan dengan baik jika bisa mengatur waktu dengan baik. Produksi kemoceng, berternak burung murai dan jasa pangkas rambut berjalan semuanya.(*)